Sekolah
:SMA Al Azhar 3
Mata
Pelajaran : Pendidikan
Agama Islam
Kelas/Semester
: X /Genap
Materi
Pokok : Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW.
di Mekah
Guru
maple : Rahmattulloh
KD
1.10
Meyakini kebenaran dakwah Nabi
Muhammad saw di Makkah.
2.10
Bersikap tangguh dan rela berkorban
menegakkan kebenaran sebagai ’ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Makkah.
3.10
Menganalisis substansi, strategi,
dan penyebab keberhasilan dakwah Nabi Muhammad saw di Makkah
ASSALAMU’ALAIKUM
Anak-anak ku semua jangan lupa sebelum belajar berdoa dan shalat
dhuha dan shalat 5 waktu nya
A.
SEJARAH
DAKWAH RASULULLAH SAW DI MAKKAH
Nabi Muhammad saw. menerima wahyu pertama,
ayat 1 – 5 surat al Alaq, pada tanggal 17 Ramadlan tahun 610 M, sejak itu ia
diangkat menjadi Nabi. Ketika ia menerima ayat 1 – 7 surat al Muddatstsir maka
iapun diangkat menjadi rasul. Setelah itu, wahyu terputus. Nabi Muhammad merasa
gelisah dan bertanya-tanya, apa yang harus disampaikan, bagaimana
menyampaikannya, dan kepada siapa disampaikan? Dalam kegelisahannya turunlah
surat al Dluha.
Pada awalnya Nabi berdakwah secara rahasia
dan hanya mengajak orang-orang terdekat saja. Orang pertama yang menerima
dakwah Nabi adalah Khadijah, isterinya, kemudian Ali bin Abi Thalib, sepupunya,
dan Zaid bin Haritsah, bekas budaknya. Sementara itu, laki-laki dewasa yang
pertama memeluk Islam adalah Abu Bakar bin Quhafah. Melalui ajakan Abu Bakar
beberapa orang menerima ajakannya, yaitu Utsman bin ‘Affan, Abdur Rahman bin
‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin ‘Awwam.
Setelah itu, Abu ‘Ubaidah bin Jarrah dan beberapa penduduk Mekah turut pula
menyatakan keislamannya dan menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Kegiatan dakwah secara rahasia ini berlangsung selama tiga tahun.
Setelah perintah Allah turun melalui Surat al Syu’ara’( 26: 214 – 216) dan
Surat al Hijir (15: 94) maka Nabipun melakukan dakwah secara terang-terangan
(terbuka), Nabi Muhammad mengumpulkan keluarganya di rumahnya. Setelah selesai
makan, beliaupun menyampaikan maksudnya. Tiba-tiba Abu Jahal menghentikan
pembicaraan Nabi dan mengajak orang-orang untuk meninggalkan tempat. Keesokan
harinya, Nabi kembali megundang keluarganya. Setelah makan Nabi pun
menyampaikan maksudnya dan kembali Abu Jahal mengacaukan suasana dan mereka
yang hadirpun tertawa. Dalam keadaan riuh itu Ali bin Abi Thalib bangkit dan
berkata: “wahai Rasulullah saya akan membantu anda, saya adalah lawan bagi
siapa saja yang menentangmu”
Gagal mengajak kerabatnya, Nabi pun mengalihkan dakwahnya kepada masyarakat
Quraisy. Ia naik ke bukit Safa dan menyeru manusia. Orang-orangpun berkumpul
dan Nabi Muhammad pun menyampaikan dakwahnya. Tiba-tiba Abu Jahal berteriak
“celakalah engkau hai Muhammad, apakah karena ini engkau mengumpulkan kami?”
Nabi Muhammad hanya terdiam sambil memandangi pamannya. Sesaat kemudian
turunlah surat al Lahab.
Dakwah Nabi mendapatkan tantangan dan
perlawanan dari Quraisy. Nabi dan sahabat- sahabatnya diejek, dicaci, dan
disiksa. Tidak cukup sampai di situ, mereka juga membujuk Nabi dan menawarkan
kekayaan, kehormatan, dan jabatan. Setelah ejekan, siksaan, dan ancaman tidak
dapat mencegah dakwah Nabi, orang-orang Quraisy memboikot Nabi dan
sahabat-sahabatnya. Untuk menghindari siksaan Nabi memerintahkan sahabatnya
hijrah ke Abisinia.
Setelah orang-orang Quraisy tidak mau
menerima dakwah Nabi, iapun mengalihkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab
di luar Quraisy. Nabi mencoba mengajak orang- orang Taif namun ia ditolak,
bahkan diejek, diusir, dan dilempari. Nabi tidak berputus asa. Beliau terus
menyampaikan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab yang datang berziarah ke
Mekah setiap tahunnya. Dakwah Nabi mendapat sambutan dari orang-orang Madinah
dan Nabi pun mengadakan perjanjian Aqabah (pertama dan kedua). Setelah
perjanjian Aqabah kedua Nabi pun berhijrah ke Madinah.
Dakwah Nabi di Mekah berlangsung selama 13 tahun. Selama itu Nabi menanamkan
nilai- nilai tauhid dan mengajarkan akhlak mulia. Nilai-nilai ketauhidan ini
membuat Nabi dan sahabat-sahabatnya tangguh menghadapi berbagi kesulitan dan
rintangan serta tetap bersemangat menyampaikan kebenaran.
B. Substansi
Dakwah Rasulullah SAW di Mekah
a. Nabi Muhammad Mengajarkan Aqidah
Nabi Muhammad datang membawa ajaran tauhid. Ia sampaikan kepada kaum Quraisy
bahwa Allah Maha Pencipta. Segala sesuatu di alam ini merupakan ciptaan Allah.
Langit, bumi, matahari, bintang-bintang, laut, gunung, manusia, hewan,
tumbuhan, batu-batuan, air, api, dan lain sebagainya itu diciptakan oleh Allah.
Ajaran tauhid ini berbekas sangat dalam di hati Nabi dan para pengikutnya
sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat, mapan, dan tak tergoyahkan. Dengan
keyakinan ini, para sahabat sangat percaya bahwa Allah tidak akan membiarkan
mereka dalam kesulitan dan penderitaan.
Dengan keyakinan ini pula mereka percaya
bahwa Allah akan memberikan kebahagiaan hidup bagi mereka. Dengan keyakinan ini
pula para sahabat terbebas dari pengaruh kekayaan dan kesenangan duniawi.
Dengan keyakinan ini pula para sahabat mampu bersabar dan bertahan serta tetap
berpegang teguh pada agama ketika mereka mendapatkan tantangan dan siksaan yang
amat keji dari pemuka-pemuka Quraisy. Dengan keyakinan seperti ini pulalah Nabi
Muhammad dapat mengatakan dengan mantap kepada Abu Thalib “Paman, demi Allah,
kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan
kiriku agar aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan saya tinggalkan.
Biarlah nanti Allah yang akan membuktikan apakah saya memperoleh kemenangan
(berhasil) atau binasa karenanya”. Inil pula yang menjadi rahasia mengapa Bilal
bin Rabbah dapat bertahan atas siksaan yang ia terima dengan tetap mengucapkan
“Allah Maha Esa” secara berulang- ulang.
b. Nabi Muhammad Mengajarkan Akhlak Mulia
Selain mengajarkan aqidah, Nabi juga mengajarkan akhlak kepada para sahabatnya.
Dalam hal ini Nabi Muhammad tampil sebagai teladan yang baik (ideal).
Keteladanan Nabi Muhammad juga diwujudkan dengan menganjurkan agar menjaga
kebersihan pakaian, tempat tinggal, dan lingkungan.
Selanjutnya, Nabi mengajarkan agar ikhlas
dalam memberi. Memberikan sesuatu kepada orang lain haruslah didasarkan pada
niat yang tulus karena Allah. Jadi jangan memberi karena ingin dipuji dan
disebut sebagai seorang yang pemurah. Jangan pula memberi karena berharap akan
memperoleh keuntungan yang lebih besar dari yang telah diberikan.
Selanjutnya, Nabi menganjurkan agar
menyayangi anak yatim. Menyayangi anak yatim tidak sekadar membantu mereka
mencukupi kebutuhan hidupnya akan tetapi mengasuh, memelihara, dan mendidik
mereka.
c. Strategi Dakwah Rasululah di Mekah
1. Dakwah Secara Rahasia/Diam-diam (al Da’wah bi al Sirr)
2. Dakwah Secara Terang-terangan (al Da’wah di al Jahr)
3. Hamzah dan Umar bin Khattab Masuk Islam
4. Hijrah ke Abisinia (Habsyi)
5. Quraisy Memboikot Kaum Muslimin
6. Perjanjian Aqabah
7. Hijrah ke Madinah
Sepeti biasa ada pertanyaan di group,
Ayu widya ningsih
BalasHapusX ips2
Kurnia dita indriana
BalasHapusXips2