Jumat, 28 Februari 2020

12 IPA 2,3 DAN 12 IPS 2

A.   Strategi Dakwah Islam di Nusantara
       Islam masuk ke Nusantara(Indonesia) dengan jalan perdamaian.pada Para pendakwah Islam pada waktu itu dengan sabar dan gigih menjelaskan ajaran Islam kepada penduduk setempat.Mereka tidak menyebarkan agaam Islam dengan cara pemaksaan.Para ulama berpegang teguh pada prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi saw.
       Berikut beberapa strategi dakwah Islam di Nusantaar pada masa awal kedatangannya.
1.       Melalu Perdagangan
            Pada tahap awal,islamisasi di Nusantara (Indonesia)dilakukan melalui perdagangan. Hal ini bisa dibuktikan dengan fakta sejarah, bahwa pada abad ke-7 sampai ke-16 banyak para pedagang dari negeri Barat serta tenggara dan Timur Asia, seperti para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India melakukan perjalanan dagang ke Nusantara. Strategi islamisasi melalui perdagangan ini didukung oleh situasi dan kondisi politik kerajaan. Para adipati di daerah-daerah pesisir melepaskan diri dari pusat kerajaan yang sedang kacau dan terpecah.
          Ketika menginjakkan kaki di Nusantara untuk pertama kali, para pedagang muslim mendatangi pusat-pusat perdagangan. Kemudian, mereka bermukim, baik untuk sementara maupun menetap. Semakin lama tempat dimana mereka bermukim berkembangan menjadi perkampungan. Perkampungan para pedagang muslim tersebut, terutama yang berasal dari Arab, disebut dengan Pekojan.
2.      Melalui Pernikahan
Ditinjau dari aspek ekonomi,para pedagang muslim mempunyai status sosial yang lebih baik daripada masyarakat setempat (pribumi)sehingga mereka,khususnya para putri bangsawan,tertarik menjadi istri para pedagang muslim.Sebelum dinikahi mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mempunyai keturunan lingkungan mereka semakin luas dan akhirnya muncul kampung-kampung,Daerah-daerah,dan kerajaan bercorak Islam.                               
Dalam perkembangan selanjutnya,ada pula perempuan muslim yang dinikahi oleh keturunan bangsawan yang telah memeluk Islam terlebih dahulu. Jalur pernikahan ini lebih menguntungkan apabila antara saudagar muslim dengan anak Bangsawan, Raja,atau adipati turut mempercepat proses islamisasi.
Hal inilah yang terjadiantara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila,Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten,Brawijaya dengan Putri Campa yang mempunyai keturunan Raden Fatah (Raja Demak Pertama), dan lain-lain.

3.      Melalui Tasawuf
Pada masa awal penyebaran islam,ajaran agama Hindu dan Buddha sudah melekat dalam diri masyarakat Nusantara. Hal ini membuat para ulama menggabungkan pola pikir masyarakat yang lebih dulu dianutnya (ajaran Hindu dan Buddha) dengan pola pikir tasawuf.Tasawuf adalah metode penyampaian ajaran islam melalui pendekatan kehidupan sehari-hari dan salah satu metode pemahaman ajaran Islam berdasarkan logika dan pemikiran.
Kedatangan ahli tasawuf ke Nusantara diperkirakan pada abad ke-13,yaitu pada masa perkembangan dan persebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Selain itu, mereka juga hidup dalam kesederhanaan. Mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakat Nusantara agar ajaran Islam mudah diterima.
Beberapa ahli tasawuf yang mengajarkan Islam pada masyarakat Nusantara pada waktu itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.
4.      Melalui Pendidikan
Para guru agama, seperti kiai, dan juga para raja menyelenggarakan pendidikan agama Islam melalui pondok pesantren. Di pesantren, para santri memperoleh pendidikan agama Islam secara mendalam. Setelah siap dan lulus dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu untuk kembali mengajarkan ajaran Islam dengan menjadi kiai atau mendirikan pondok pesantren, seperti pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel dan Sunan Giri di Giri.
5.         Melalui Kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang sangat terkenal adalah melalui seni wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Ia dikatakan sebagai tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Ia selalu mementaskan wayang dengan Cuma-Cuma tetapi hanya meminta masyarakat yang menonton mengucapkan dua kalimat syahadat. Cerita yang ia bawakan berasal dari cerita Mahabharata dan Ramayana. Kisah tersebut disisipi ajaran-ajaran Islam dan tokoh-tokoh Islam.
Selain seni wayang, ada juga seni bangunan, seni pahat atau ukir,seni tari, seni musk, dan seni sastra. Islamisasi melalui sni bangunan terlihat pada masjid Demak, masjid Sendang Duwur, masjid Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, masjid Baiturrahman di Aceh, dan sebagainya.
6.         Melalui Politik
                    Raja sangat berpengaruh terhadap proses islamisasi di Nusantara.Rakyat cenderung akan ikut memeluk Islam ketika rajanya memeluk islam.Misalnya,di Sulawesi Selatan dan Maluku sebagian besar rakyatnya memeluk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Hal ini juga terjadi di Jawa dan Sumatra

Kamis, 27 Februari 2020

12 IPA 6,12 IPS 2

A.   Strategi Dakwah Islam di Nusantara
       Islam masuk ke Nusantara(Indonesia) dengan jalan perdamaian.pada Para pendakwah Islam pada waktu itu dengan sabar dan gigih menjelaskan ajaran Islam kepada penduduk setempat.Mereka tidak menyebarkan agaam Islam dengan cara pemaksaan.Para ulama berpegang teguh pada prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi saw.
       Berikut beberapa strategi dakwah Islam di Nusantaar pada masa awal kedatangannya.
1.       Melalu Perdagangan
            Pada tahap awal,islamisasi di Nusantara (Indonesia)dilakukan melalui perdagangan. Hal ini bisa dibuktikan dengan fakta sejarah, bahwa pada abad ke-7 sampai ke-16 banyak para pedagang dari negeri Barat serta tenggara dan Timur Asia, seperti para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India melakukan perjalanan dagang ke Nusantara. Strategi islamisasi melalui perdagangan ini didukung oleh situasi dan kondisi politik kerajaan. Para adipati di daerah-daerah pesisir melepaskan diri dari pusat kerajaan yang sedang kacau dan terpecah.
          Ketika menginjakkan kaki di Nusantara untuk pertama kali, para pedagang muslim mendatangi pusat-pusat perdagangan. Kemudian, mereka bermukim, baik untuk sementara maupun menetap. Semakin lama tempat dimana mereka bermukim berkembangan menjadi perkampungan. Perkampungan para pedagang muslim tersebut, terutama yang berasal dari Arab, disebut dengan Pekojan.
2.      Melalui Pernikahan
Ditinjau dari aspek ekonomi,para pedagang muslim mempunyai status sosial yang lebih baik daripada masyarakat setempat (pribumi)sehingga mereka,khususnya para putri bangsawan,tertarik menjadi istri para pedagang muslim.Sebelum dinikahi mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mempunyai keturunan lingkungan mereka semakin luas dan akhirnya muncul kampung-kampung,Daerah-daerah,dan kerajaan bercorak Islam.                               
Dalam perkembangan selanjutnya,ada pula perempuan muslim yang dinikahi oleh keturunan bangsawan yang telah memeluk Islam terlebih dahulu. Jalur pernikahan ini lebih menguntungkan apabila antara saudagar muslim dengan anak Bangsawan, Raja,atau adipati turut mempercepat proses islamisasi.
Hal inilah yang terjadiantara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila,Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten,Brawijaya dengan Putri Campa yang mempunyai keturunan Raden Fatah (Raja Demak Pertama), dan lain-lain.

3.      Melalui Tasawuf
Pada masa awal penyebaran islam,ajaran agama Hindu dan Buddha sudah melekat dalam diri masyarakat Nusantara. Hal ini membuat para ulama menggabungkan pola pikir masyarakat yang lebih dulu dianutnya (ajaran Hindu dan Buddha) dengan pola pikir tasawuf.Tasawuf adalah metode penyampaian ajaran islam melalui pendekatan kehidupan sehari-hari dan salah satu metode pemahaman ajaran Islam berdasarkan logika dan pemikiran.
Kedatangan ahli tasawuf ke Nusantara diperkirakan pada abad ke-13,yaitu pada masa perkembangan dan persebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Selain itu, mereka juga hidup dalam kesederhanaan. Mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakat Nusantara agar ajaran Islam mudah diterima.
Beberapa ahli tasawuf yang mengajarkan Islam pada masyarakat Nusantara pada waktu itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.
4.      Melalui Pendidikan
Para guru agama, seperti kiai, dan juga para raja menyelenggarakan pendidikan agama Islam melalui pondok pesantren. Di pesantren, para santri memperoleh pendidikan agama Islam secara mendalam. Setelah siap dan lulus dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu untuk kembali mengajarkan ajaran Islam dengan menjadi kiai atau mendirikan pondok pesantren, seperti pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel dan Sunan Giri di Giri.
5.         Melalui Kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang sangat terkenal adalah melalui seni wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Ia dikatakan sebagai tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Ia selalu mementaskan wayang dengan Cuma-Cuma tetapi hanya meminta masyarakat yang menonton mengucapkan dua kalimat syahadat. Cerita yang ia bawakan berasal dari cerita Mahabharata dan Ramayana. Kisah tersebut disisipi ajaran-ajaran Islam dan tokoh-tokoh Islam.
Selain seni wayang, ada juga seni bangunan, seni pahat atau ukir,seni tari, seni musk, dan seni sastra. Islamisasi melalui sni bangunan terlihat pada masjid Demak, masjid Sendang Duwur, masjid Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, masjid Baiturrahman di Aceh, dan sebagainya.
6.         Melalui Politik
                    Raja sangat berpengaruh terhadap proses islamisasi di Nusantara.Rakyat cenderung akan ikut memeluk Islam ketika rajanya memeluk islam.Misalnya,di Sulawesi Selatan dan Maluku sebagian besar rakyatnya memeluk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Hal ini juga terjadi di Jawa dan Sumatra

Rabu, 26 Februari 2020

12 IPA 2,4,5,6

A.   Strategi Dakwah Islam di Nusantara
       Islam masuk ke Nusantara(Indonesia) dengan jalan perdamaian.pada Para pendakwah Islam pada waktu itu dengan sabar dan gigih menjelaskan ajaran Islam kepada penduduk setempat.Mereka tidak menyebarkan agaam Islam dengan cara pemaksaan.Para ulama berpegang teguh pada prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi saw.
       Berikut beberapa strategi dakwah Islam di Nusantaar pada masa awal kedatangannya.
1.       Melalu Perdagangan
            Pada tahap awal,islamisasi di Nusantara (Indonesia)dilakukan melalui perdagangan. Hal ini bisa dibuktikan dengan fakta sejarah, bahwa pada abad ke-7 sampai ke-16 banyak para pedagang dari negeri Barat serta tenggara dan Timur Asia, seperti para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India melakukan perjalanan dagang ke Nusantara. Strategi islamisasi melalui perdagangan ini didukung oleh situasi dan kondisi politik kerajaan. Para adipati di daerah-daerah pesisir melepaskan diri dari pusat kerajaan yang sedang kacau dan terpecah.
          Ketika menginjakkan kaki di Nusantara untuk pertama kali, para pedagang muslim mendatangi pusat-pusat perdagangan. Kemudian, mereka bermukim, baik untuk sementara maupun menetap. Semakin lama tempat dimana mereka bermukim berkembangan menjadi perkampungan. Perkampungan para pedagang muslim tersebut, terutama yang berasal dari Arab, disebut dengan Pekojan.
2.      Melalui Pernikahan
Ditinjau dari aspek ekonomi,para pedagang muslim mempunyai status sosial yang lebih baik daripada masyarakat setempat (pribumi)sehingga mereka,khususnya para putri bangsawan,tertarik menjadi istri para pedagang muslim.Sebelum dinikahi mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mempunyai keturunan lingkungan mereka semakin luas dan akhirnya muncul kampung-kampung,Daerah-daerah,dan kerajaan bercorak Islam.                               
Dalam perkembangan selanjutnya,ada pula perempuan muslim yang dinikahi oleh keturunan bangsawan yang telah memeluk Islam terlebih dahulu. Jalur pernikahan ini lebih menguntungkan apabila antara saudagar muslim dengan anak Bangsawan, Raja,atau adipati turut mempercepat proses islamisasi.
Hal inilah yang terjadiantara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila,Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten,Brawijaya dengan Putri Campa yang mempunyai keturunan Raden Fatah (Raja Demak Pertama), dan lain-lain.

3.      Melalui Tasawuf
Pada masa awal penyebaran islam,ajaran agama Hindu dan Buddha sudah melekat dalam diri masyarakat Nusantara. Hal ini membuat para ulama menggabungkan pola pikir masyarakat yang lebih dulu dianutnya (ajaran Hindu dan Buddha) dengan pola pikir tasawuf.Tasawuf adalah metode penyampaian ajaran islam melalui pendekatan kehidupan sehari-hari dan salah satu metode pemahaman ajaran Islam berdasarkan logika dan pemikiran.
Kedatangan ahli tasawuf ke Nusantara diperkirakan pada abad ke-13,yaitu pada masa perkembangan dan persebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Selain itu, mereka juga hidup dalam kesederhanaan. Mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakat Nusantara agar ajaran Islam mudah diterima.
Beberapa ahli tasawuf yang mengajarkan Islam pada masyarakat Nusantara pada waktu itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.
4.      Melalui Pendidikan
Para guru agama, seperti kiai, dan juga para raja menyelenggarakan pendidikan agama Islam melalui pondok pesantren. Di pesantren, para santri memperoleh pendidikan agama Islam secara mendalam. Setelah siap dan lulus dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu untuk kembali mengajarkan ajaran Islam dengan menjadi kiai atau mendirikan pondok pesantren, seperti pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel dan Sunan Giri di Giri.
5.         Melalui Kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang sangat terkenal adalah melalui seni wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Ia dikatakan sebagai tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Ia selalu mementaskan wayang dengan Cuma-Cuma tetapi hanya meminta masyarakat yang menonton mengucapkan dua kalimat syahadat. Cerita yang ia bawakan berasal dari cerita Mahabharata dan Ramayana. Kisah tersebut disisipi ajaran-ajaran Islam dan tokoh-tokoh Islam.
Selain seni wayang, ada juga seni bangunan, seni pahat atau ukir,seni tari, seni musk, dan seni sastra. Islamisasi melalui sni bangunan terlihat pada masjid Demak, masjid Sendang Duwur, masjid Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, masjid Baiturrahman di Aceh, dan sebagainya.
6.         Melalui Politik
                    Raja sangat berpengaruh terhadap proses islamisasi di Nusantara.Rakyat cenderung akan ikut memeluk Islam ketika rajanya memeluk islam.Misalnya,di Sulawesi Selatan dan Maluku sebagian besar rakyatnya memeluk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Hal ini juga terjadi di Jawa dan Sumatra

Selasa, 25 Februari 2020

Senin, 17 Februari 2020

TUGAS MERANGKUM KELAS 11 IPS 2

PERTEMUAN 1
Khutbah, Tablig, dan dakwah 

A. Khotbah 
Khotbah berasal dari kata khataba, yakhtubu, khutbatan yang berarti ceramah atau pidato. Khotbah Jum'at ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan yang disampaikan kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. Khutbah jumat punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah mahdhah. Orang yang menyampaikan khotbah disebut dengan khotib. 
Syarat Khotbah 

a) Syarat khotbah yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan khotbah jum'at. Adapun syarat dua khotbah yaitu : 
b) Dimulai sesudah masuk waktu dhuhur. 
c) Khotib hendaknya berdiri jika mampu. 
d) Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua. 
e) Suara khotib harus dapat didengar jamaah. 
f) Khotib harus suci dari hadats dan najis. 
g) Khotib harus menutup aurotnya. 
h) Tertib. 

Rukun Khotbah 
Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan khotbah jum'at. Adapun rukun dua khotbah adalah sebagai berikut : 
a Membaca puji-pujian (hamdalah). 
b Membaca syahadatain. 
c Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. 
d Berwasiat tentang taqwa. 
e Membaca ayat Al-Qur'an dalam salah satu khotbah. 
f Mendoakan kaum muslimin pada khotbah kedua. 
Sunat Khotbah 
Sunat khotbah yaitu suatu hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam khotbah jum'at. Adapun sunat khotbah adalah : 

a Khotbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi. 
b Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang. 
c Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah. 
d Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah. 
e Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam. 
f Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khotbah. 
g Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa’. 
h Jama'ah hendaklah memperhatikan khotbah. Rasulullah saw Praktik Berkhotbah Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah. 
Kemudian perhatikan urutan-urutan sebagai berikut :

 Khotbah pertama. 
 Khotib berdiri memberi salam. Ä
 Khotib duduk mendengar adzan. Ä
 Khotib berdiri kemudian membaca hamdalah Ä
 Membaca dua kalimat syahadat Ä 
 Membaca sholawat Nabi saw Ä
 Memberi wasiat tentang taqwa Ä
 Pada waktu memberi wasiat hendaklah dengan mengutip ayat Al-Qur'an. Ä
 Penutup khotbah pertama Ä
 Khotbah kedua. Ä
 Setelah selesai khotbah pertama, khotib duduk sebentar, kemudian berdiri lagi lalu membaca hamdalah, syahadatain, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, wasiat taqwa lalu mendoakan kaum muslimin. Ä
 Kemudian di tutup dengan bacaan Ä
Fungsi Khotbah 
Fungsi khotbah jum'at antara lain: Untuk mengingatkan kaum muslimin agar meningkatkan iman dan taqwa, meningkatkan amal sholeh, memperbaiki akhlaq, dorongan menuntut ilmu, mempererat ukhuwah islamiyah dan lain-lainnya. 

B. TABLIGH 
Tabligh berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan. Menurut istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu 

C. Dakwah 
Kata da’wah merupakan masdar (kata dasar) dari kata kerja da’aa yad’uu yang berarti seruan, panggilan, ajakan. Menurut istilah dakwah ialah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah swt, sesuai dengan ajaran aqidah (keyakinan), syari’ah (hukum) dan akhlak Islam. 
Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl : 125 adalah dengan cara : 
 Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Ø
 Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri. Ø
 Mujadalah (diskusi) ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.Ø

Jumat, 14 Februari 2020

12 IPA 2-12 IPA 3-12 IPS 2


PERTEMUAN 1

Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

A.    Masuknya Islam ke Nusantara
      Para sejarawan berbeda pendapat tentang asal islam yang masuk ke Nusantara.Terdapat beberapa teori yang menjelaskan asal islam yang masuk ke  Nusantara.Menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Mekah, dan teori Persia.Ketiga teori tersebut memberikan jawaban tentang permasalahan waktu masuknya Islam ke Nusantara, asal negara, dan penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
1.      Teori Gujarat
 Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 dan    pembawanya berasal dari Gujarat, India. Dasar-dasar teori ini adalah sebagai berikut.
a)             Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Nusantara.
b)             Hubungan dagang Nusantara dengan India telah lama terjalin,melalui jalur Nusantara-Cambay-Timur Tengah-Eropa.
c)             Ditemukannya  batu nisan Sultan Samudera Pasai yaitu Malik al-Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronje,Willem Frederik Stutterheim,dan Hubertus Maria Vlekke.
Para ahli yang mendukung teori Gujarat lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam,yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari vrnrsia(Italia)yang pernah singgah di Perlak(Perureula)pada tahun 1292.Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak  pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran agama Islam.
2.       Teori Mekah /Teori Arab
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat.Teori Mekah berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 Masehi dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah sebagai berikut.
a)             Pada abad ke-7 Maseha yaitu tahun 674 M di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab), dengan pertimbangan bahwa pedagangan Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4 Masehi.Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b)             Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i,di mana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekah sedangkan Gujarat /India adalah penganut mazhab Hanafi.
c)             Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar al-malik.Gelar tersebut berasal dari Mesir.Pendukung teori Mekah ini adalah Hamka(Haji Abdul MalikKarim Amrullah),J.C.van Leur,dan Thomas Walker Arnold.Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa pada abad ke-13 Masehi sudah berdiri kekuasaan politik Islam sehingga masuknya ke Nusantara terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke-7 Masehi dan penyebarnya adalah bangsa Arab sendiri.
Teori Mekah/teori Arab ini juga sejalan dengan apa yang tercantum dalam beberapa histografi tradisional(tradisi penulisan sejarah yang berlaku pada masa setelah masyarakat Indonesia mengenal tulisan,baik pada zaman Hindu-Buddha maupun pada zaman Islam)Berikut.
a)             Hikayat Raja-raja Pasai;disebutkan,Syekh Ismail datang dari Mekah melalui Malabar menuju Pasai.Dia mengislamkan raja Pasai dan Merah Silu yang kemudian bergelar Malik al-Saleh.
b)             Sejarah Melayu;Parameswara dan penguasa Malaka diislamkan oleh Sayyid Abdul Aziz,seorang Arab yang berasal dari Jeddah.Setelah menganut Islam,Parameswara bergelar Sultan Muhammad Syah.
c)             Hikayat Merong Mahawangsa;menjelaskan bahwa penguasa Kedah,Phra Ong Mahawangsa,para menteri ,dan rakyatnya diislamkan oleh Syekh Abdullah Yamani yang datang dari Mekah.Phra Ong Mahawangsa bergekar Muzaffar Syah setelah menganut Islam.
d)            Histografi Aceh;menjelaskan bahwa leluhur para sultan dari kesultanan Aceh adalah seorang keturunan Arab yang bernama Syekh Jamal al-‘Alam yang diutus oleh sultan Utsmaniyah untuk mengislamkan rakyat Aceh.
Menurut Azyumardi Azra ada empat hal yang disampaikan oleh histografi tradisional berkaitan dengan Islamisasi Nusantara. Pertama, Islam di Nusantara berasal dari Arab. Kedua, Islam dibawa oleh juru dakwah yang profesional. Ketiga, orang yang pertama kali masuk Islam adalah berasal dari kalangan penguasa. Keempat, sebagian besar juru dakwah datang ke Nusantara pada abad ke- 12 M dan ke-13 M. Akan tetapi, baru pada abad ke-12 M sampai abad ke-16 M pengaruh Islam di Nusantara tampak jelas dan kuat.
3.         Teori Persia
          Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti berikut.
a)             Peringatan 10 Muharam atas meninggalnya Hasan dan Husein,cucu Nabi Muhammad saw., yang sangat dijunjung oleh umat Islam di Iran.Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabuts sedangkan di Pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b)             Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syekh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu al-Hallaj.
c)             Gunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab umtuk tanda-tanda bunyi harakat.
d)            Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim pada tahun 1419 Masehi di Gresik.
Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan Prof.Husein Jayadiningrat atau bernama asli Pangeran Ario Hussein Jayadiningrat

Kamis, 13 Februari 2020

12 IPA 6 12 IPS 2


PERTEMUAN 1

Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

A.    Masuknya Islam ke Nusantara
      Para sejarawan berbeda pendapat tentang asal islam yang masuk ke Nusantara.Terdapat beberapa teori yang menjelaskan asal islam yang masuk ke  Nusantara.Menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Mekah, dan teori Persia.Ketiga teori tersebut memberikan jawaban tentang permasalahan waktu masuknya Islam ke Nusantara, asal negara, dan penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
1.      Teori Gujarat
 Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 dan    pembawanya berasal dari Gujarat, India. Dasar-dasar teori ini adalah sebagai berikut.
a)             Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Nusantara.
b)             Hubungan dagang Nusantara dengan India telah lama terjalin,melalui jalur Nusantara-Cambay-Timur Tengah-Eropa.
c)             Ditemukannya  batu nisan Sultan Samudera Pasai yaitu Malik al-Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronje,Willem Frederik Stutterheim,dan Hubertus Maria Vlekke.
Para ahli yang mendukung teori Gujarat lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam,yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari vrnrsia(Italia)yang pernah singgah di Perlak(Perureula)pada tahun 1292.Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak  pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran agama Islam.
2.       Teori Mekah /Teori Arab
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat.Teori Mekah berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 Masehi dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah sebagai berikut.
a)             Pada abad ke-7 Maseha yaitu tahun 674 M di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab), dengan pertimbangan bahwa pedagangan Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4 Masehi.Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b)             Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i,di mana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekah sedangkan Gujarat /India adalah penganut mazhab Hanafi.
c)             Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar al-malik.Gelar tersebut berasal dari Mesir.Pendukung teori Mekah ini adalah Hamka(Haji Abdul MalikKarim Amrullah),J.C.van Leur,dan Thomas Walker Arnold.Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa pada abad ke-13 Masehi sudah berdiri kekuasaan politik Islam sehingga masuknya ke Nusantara terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke-7 Masehi dan penyebarnya adalah bangsa Arab sendiri.
Teori Mekah/teori Arab ini juga sejalan dengan apa yang tercantum dalam beberapa histografi tradisional(tradisi penulisan sejarah yang berlaku pada masa setelah masyarakat Indonesia mengenal tulisan,baik pada zaman Hindu-Buddha maupun pada zaman Islam)Berikut.
a)             Hikayat Raja-raja Pasai;disebutkan,Syekh Ismail datang dari Mekah melalui Malabar menuju Pasai.Dia mengislamkan raja Pasai dan Merah Silu yang kemudian bergelar Malik al-Saleh.
b)             Sejarah Melayu;Parameswara dan penguasa Malaka diislamkan oleh Sayyid Abdul Aziz,seorang Arab yang berasal dari Jeddah.Setelah menganut Islam,Parameswara bergelar Sultan Muhammad Syah.
c)             Hikayat Merong Mahawangsa;menjelaskan bahwa penguasa Kedah,Phra Ong Mahawangsa,para menteri ,dan rakyatnya diislamkan oleh Syekh Abdullah Yamani yang datang dari Mekah.Phra Ong Mahawangsa bergekar Muzaffar Syah setelah menganut Islam.
d)            Histografi Aceh;menjelaskan bahwa leluhur para sultan dari kesultanan Aceh adalah seorang keturunan Arab yang bernama Syekh Jamal al-‘Alam yang diutus oleh sultan Utsmaniyah untuk mengislamkan rakyat Aceh.
Menurut Azyumardi Azra ada empat hal yang disampaikan oleh histografi tradisional berkaitan dengan Islamisasi Nusantara. Pertama, Islam di Nusantara berasal dari Arab. Kedua, Islam dibawa oleh juru dakwah yang profesional. Ketiga, orang yang pertama kali masuk Islam adalah berasal dari kalangan penguasa. Keempat, sebagian besar juru dakwah datang ke Nusantara pada abad ke- 12 M dan ke-13 M. Akan tetapi, baru pada abad ke-12 M sampai abad ke-16 M pengaruh Islam di Nusantara tampak jelas dan kuat.
3.         Teori Persia
          Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti berikut.
a)             Peringatan 10 Muharam atas meninggalnya Hasan dan Husein,cucu Nabi Muhammad saw., yang sangat dijunjung oleh umat Islam di Iran.Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabuts sedangkan di Pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b)             Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syekh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu al-Hallaj.
c)             Gunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab umtuk tanda-tanda bunyi harakat.
d)            Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim pada tahun 1419 Masehi di Gresik.
Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan Prof.Husein Jayadiningrat atau bernama asli Pangeran Ario Hussein Jayadiningrat