Jumat, 28 Februari 2020

12 IPA 2,3 DAN 12 IPS 2

A.   Strategi Dakwah Islam di Nusantara
       Islam masuk ke Nusantara(Indonesia) dengan jalan perdamaian.pada Para pendakwah Islam pada waktu itu dengan sabar dan gigih menjelaskan ajaran Islam kepada penduduk setempat.Mereka tidak menyebarkan agaam Islam dengan cara pemaksaan.Para ulama berpegang teguh pada prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi saw.
       Berikut beberapa strategi dakwah Islam di Nusantaar pada masa awal kedatangannya.
1.       Melalu Perdagangan
            Pada tahap awal,islamisasi di Nusantara (Indonesia)dilakukan melalui perdagangan. Hal ini bisa dibuktikan dengan fakta sejarah, bahwa pada abad ke-7 sampai ke-16 banyak para pedagang dari negeri Barat serta tenggara dan Timur Asia, seperti para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India melakukan perjalanan dagang ke Nusantara. Strategi islamisasi melalui perdagangan ini didukung oleh situasi dan kondisi politik kerajaan. Para adipati di daerah-daerah pesisir melepaskan diri dari pusat kerajaan yang sedang kacau dan terpecah.
          Ketika menginjakkan kaki di Nusantara untuk pertama kali, para pedagang muslim mendatangi pusat-pusat perdagangan. Kemudian, mereka bermukim, baik untuk sementara maupun menetap. Semakin lama tempat dimana mereka bermukim berkembangan menjadi perkampungan. Perkampungan para pedagang muslim tersebut, terutama yang berasal dari Arab, disebut dengan Pekojan.
2.      Melalui Pernikahan
Ditinjau dari aspek ekonomi,para pedagang muslim mempunyai status sosial yang lebih baik daripada masyarakat setempat (pribumi)sehingga mereka,khususnya para putri bangsawan,tertarik menjadi istri para pedagang muslim.Sebelum dinikahi mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mempunyai keturunan lingkungan mereka semakin luas dan akhirnya muncul kampung-kampung,Daerah-daerah,dan kerajaan bercorak Islam.                               
Dalam perkembangan selanjutnya,ada pula perempuan muslim yang dinikahi oleh keturunan bangsawan yang telah memeluk Islam terlebih dahulu. Jalur pernikahan ini lebih menguntungkan apabila antara saudagar muslim dengan anak Bangsawan, Raja,atau adipati turut mempercepat proses islamisasi.
Hal inilah yang terjadiantara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila,Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten,Brawijaya dengan Putri Campa yang mempunyai keturunan Raden Fatah (Raja Demak Pertama), dan lain-lain.

3.      Melalui Tasawuf
Pada masa awal penyebaran islam,ajaran agama Hindu dan Buddha sudah melekat dalam diri masyarakat Nusantara. Hal ini membuat para ulama menggabungkan pola pikir masyarakat yang lebih dulu dianutnya (ajaran Hindu dan Buddha) dengan pola pikir tasawuf.Tasawuf adalah metode penyampaian ajaran islam melalui pendekatan kehidupan sehari-hari dan salah satu metode pemahaman ajaran Islam berdasarkan logika dan pemikiran.
Kedatangan ahli tasawuf ke Nusantara diperkirakan pada abad ke-13,yaitu pada masa perkembangan dan persebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Selain itu, mereka juga hidup dalam kesederhanaan. Mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakat Nusantara agar ajaran Islam mudah diterima.
Beberapa ahli tasawuf yang mengajarkan Islam pada masyarakat Nusantara pada waktu itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.
4.      Melalui Pendidikan
Para guru agama, seperti kiai, dan juga para raja menyelenggarakan pendidikan agama Islam melalui pondok pesantren. Di pesantren, para santri memperoleh pendidikan agama Islam secara mendalam. Setelah siap dan lulus dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu untuk kembali mengajarkan ajaran Islam dengan menjadi kiai atau mendirikan pondok pesantren, seperti pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel dan Sunan Giri di Giri.
5.         Melalui Kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang sangat terkenal adalah melalui seni wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Ia dikatakan sebagai tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Ia selalu mementaskan wayang dengan Cuma-Cuma tetapi hanya meminta masyarakat yang menonton mengucapkan dua kalimat syahadat. Cerita yang ia bawakan berasal dari cerita Mahabharata dan Ramayana. Kisah tersebut disisipi ajaran-ajaran Islam dan tokoh-tokoh Islam.
Selain seni wayang, ada juga seni bangunan, seni pahat atau ukir,seni tari, seni musk, dan seni sastra. Islamisasi melalui sni bangunan terlihat pada masjid Demak, masjid Sendang Duwur, masjid Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, masjid Baiturrahman di Aceh, dan sebagainya.
6.         Melalui Politik
                    Raja sangat berpengaruh terhadap proses islamisasi di Nusantara.Rakyat cenderung akan ikut memeluk Islam ketika rajanya memeluk islam.Misalnya,di Sulawesi Selatan dan Maluku sebagian besar rakyatnya memeluk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Hal ini juga terjadi di Jawa dan Sumatra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar