BAHAN AJAR
Sekolah
:SMA
Al Azhar 3 B. Lampung
Mata
Pelajaran : Pendidikan
Agama Islam
Kelas/Semester
: XII/Ganjil
Materi
Pokok : Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali
Imran/3: 159
Alokasi
Waktu : 3 Minggu x 3
Jam Pelajaran @45 Menit
A.
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
1.1 Terbiasa
membaca al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan
kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis
|
·
Terbiasa
membaca al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan
kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis
|
2.1 Bersikap
kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan159,
serta Hadis terkait
|
·
Bersikap
kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan159,
serta Hadis terkait
|
3.1 Menganalisis
dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159,
serta Hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis
|
·
Menjelaskan
cara membaca Q.S. Ali Imran/3: 190-191
dan Q.S. Ali Imran/3: 159 sesuai dengan kaidah tajwid;
·
Mengidentifikasi
hukum bacaan (tajwid) Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159.
·
Menterjemahkan
Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait.
·
Menjelaskan
asbabun nuzul Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159.
·
Mengidentifikasi
makna Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis
terkait.
·
Menjelaskan
pesan-pesan yang terkandung paqda Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali
Imran/3: 159 serta hadis terkait
·
Menjelaskan
manfat berpikir kritis dan bersikap demokratis sesuai dengan kandungan Q.S.
Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159.
·
Menganalisis
hukum bacaan, makna, pesan-pesan yang terdapat pada Q.S. Ali Imran/3: 190-191
dan Q.S. Ali Imran/3: 159
·
Menjelaskan
sikap kritis dan demokratis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab)
sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191
dan Q.S. Ali Imran/3: 159
·
Menyimpulkan
hukum bacaan, makna, pesan-pesan, hikmah dan manfaat yang terdapat pada Q.S.
Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159
|
4.1.1 Membaca
Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159,; sesuai dengan kaidah
tajwid dan makharijul-huruf
4.1.2 Mendemonstrasikan
hafalan Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159, dengan lancar
4.1.3 Menyajikan
keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab)
sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191
|
·
Mendemonstrasikan
bacaan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159, sesuai dengan
kaidah tajwid dan makharijul huruf.
·
Mendemonstrasikan
hafalan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 dengan fasih dan
lancar.
·
Menyajikan
hukum bacaan yang terdapat pada Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3:
159.
·
Menyajikan
makna Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis
terkait.
·
Menyajikan
pesan-pesan, hikmah dan manfaat yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali
Imran/3: 159 serta hadis terkait
·
Menyajikan
paparan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (ulil
albab) sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 serta hadits terkait.
·
Menyajikan
paparan keterkaitan antara sikap demokratis dengan kandungan Q.S. Ali
Imran/3: 159 serta hadis terkait.
|
B.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
·
Terbiasa
membaca al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan
kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis
·
Bersikap kritis
dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan159, serta
Hadis terkait
·
Menjelaskan
cara membaca Q.S. Ali Imran/3: 190-191
dan Q.S. Ali Imran/3: 159 sesuai dengan kaidah tajwid;
·
Mengidentifikasi
hukum bacaan (tajwid) Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159.
·
Menterjemahkan
Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait.
·
Menjelaskan
asbabun nuzul Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159.
·
Mengidentifikasi
makna Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait.
·
Menjelaskan
pesan-pesan yang terkandung paqda Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali
Imran/3: 159 serta hadis terkait
·
Menjelaskan
manfat berpikir kritis dan bersikap demokratis sesuai dengan kandungan Q.S. Ali
Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159.
·
Menganalisis
hukum bacaan, makna, pesan-pesan yang terdapat pada Q.S. Ali Imran/3: 190-191
dan Q.S. Ali Imran/3: 159
·
Menjelaskan
sikap kritis dan demokratis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai
pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S.
Ali Imran/3: 159
·
Menyimpulkan
hukum bacaan, makna, pesan-pesan, hikmah dan manfaat yang terdapat pada Q.S.
Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159
·
Mendemonstrasikan
bacaan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159, sesuai dengan
kaidah tajwid dan makharijul huruf.
·
Mendemonstrasikan
hafalan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 dengan fasih dan
lancar.
·
Menyajikan
hukum bacaan yang terdapat pada Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3:
159.
·
Menyajikan
makna Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait.
·
Menyajikan
pesan-pesan, hikmah dan manfaat yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali
Imran/3: 159 serta hadis terkait
·
Menyajikan
paparan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (ulil
albab) sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 serta hadits terkait.
·
Menyajikan
paparan keterkaitan antara sikap demokratis dengan kandungan Q.S. Ali Imran/3:
159 serta hadis terkait.
C.
Materi
Pembelajaran
‘BERPIKIR KRITIS DAN BERSIKAP DEMOKRATIS’
Makna Berpikir
Kritis
Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda.
Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda.
Makna Bersikap
Demokratis
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis).Dalam agama islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang islam hanya mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi semenjak zaman nabi Muhammad saw., termasuk didalamnya kebebasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan mengkritisi penguasa, dan kebebasan berpendapat.
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis).Dalam agama islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang islam hanya mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi semenjak zaman nabi Muhammad saw., termasuk didalamnya kebebasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan mengkritisi penguasa, dan kebebasan berpendapat.
Artinya: “Maka disebabkan
rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya
kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu telah
membulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali Imran: 159).Surah
Ali ‘Imran ayat 159 membahas tentang tata cara melakukan musyawarah. Ayat ini
diturunkan sebagai teguran terhadap sikap para sahabat Rasulullah Saw. yang
telah menyepakati keputusan musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud,
tetapi mereka melanggar kesepakatan tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari
keputusan musyawarah dalam Perang Uhud, kaum muslimin menjadi sulit mengalahkan
musuh.
Ayat-ayat
Alquran tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis
1. Surah Ali ‘Imran Ayat 190-191
1. Surah Ali ‘Imran Ayat 190-191
إِنَّ فِي
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
190-191رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا
بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Sesungguhnya, dalam
penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah
kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).
— Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit
dan bumi serta keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih
bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan
langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara berpikir kita karena pengaruh
panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan
fauna merupakan tanda bukti yang menunjukan keesaan Allah Awt., kesempurnaan
pengetahuan dan kekuasaannya.
— 2. Surah Ali ‘Imran Ayat 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ
اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ
الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُعَنْ
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ ۚ إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: “Maka disebabkan
rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya
kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu telah
membulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali Imran: 159).
Surah Ali ‘Imran ayat 159 membahas
tentang tata cara melakukan musyawarah. Ayat ini diturunkan sebagai teguran
terhadap sikap para sahabat Rasulullah Saw. yang telah menyepakati keputusan
musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud, tetapi mereka melanggar
kesepakatan tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari keputusan musyawarah
dalam Perang Uhud, kaum muslimin menjadi sulit mengalahkan musuh.
Asababun nuzul
turunnya ayat 190-191 :Ath-Thabrani
dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “orang-orang
Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, apa
tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?” orang-orang Yahudi itu menjawab
“Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.” Lalu
orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada
mereka, “apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?.” Mereka menjawab, “Dia dulu
menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kista dan menghidupkan orang
mati.” Lalu mereka mendatangi Nabi SAW. lalu berkata kepada beliau, “Berdoalah
kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit shafa menjadi emas untuk kami’’. ayat ini
turun karena kejahilan orang-orang Quraisy yang meminta bukti kenabian
Rasulullah dan kebenaran ketuhanan ALLAH. Kemudian ALLAH menurunkan ayat ini
untuk menajdai jawaban bagi Rasulullah bagi orangorang quraisy.
Isi Kandungan
Al-Qur'an Surat Ali Imran: 190-191.
— Tujuan dari ayat ini adalah sebagai pembuktian tentang tauhid,
keesaan, dan kekuasaan Allah Swt. Hukum-hukum alam yang melahirkan kebiasaan-kebiasaan
pada hakikatnya ditetapkan dan diatur oleh Allah Swt Yang Maha Hidup lagi
Qayyum (Maha Menguasai dan Maha Mengelola segala sesuatu). sesungguhnya dalam
penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, dan
jutaan gugusan bintang –bintang yang terdapat di langit, terdapat tanda-tanda
kemahakuasaan allah bagi ulul yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni.
Isi Kandungan
Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 159
— Ayat di atas menjelaskan bahwa meskipun dalam keadaan genting, seperti
terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dalam perang
Uhud sehingga menyebabkan kaum muslimin menderita kekalahan, tetapi Rasulullah
saw. tetap lemah lembut dan tidak marah terhadap para pelanggar, bahkan
memaafkan dan memohonkan ampun untuk mereka. Seandainya Rasulullah bersikap
keras, tentu mereka akan menaruh benci kepada beliau. Dalam pergaulan
sehari-hari, beliau juga senantiasa memberi maaf terhadap orang yang berbuat
salah serta memohonkan ampun kepada Allah Swt. terhadap kesalahan-kesalahan
mereka.
Perilaku yang mencerminkan sikap
berpikir kritis dan bersikap demokratis dalam hidup sehari-hari
— Selalu melalukan tafakur dan tadabur untuk mengambil hikmah dari
segala ciptaan Allah Ta’ala.
— Bersikap lemah lembut dalam menyelesaikan masalah dan tidak
bertindak kasar.
— Berlapang dadam,pemaaf,dan memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala.
— Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap
persoalan.
— Menerima dan taat dalam melaksanakan keputusan musyawarah.
— Selalu berserah diri kepada Allah Ta’ala.
Hikmah sikap berpikir kritis dan
bersikap demokratis dalam hidup sehari-hari.
— Berhati-hati dalam segala aktivitas
— Tidak mudah terpengaruh oleh isu dan provokasi.
— Tidak menghina kekurangan orang lain.
— Mempunyai banyak teman.
— Menghormati pendapat orang lain.
— Mengutamakan kepentingan bersama.
— Mudah memaafkan kesalahan orang lain.
— Berserah diri kepada Allah Ta’ala dan bertawakal dalam segala
urusan