Selasa, 17 Maret 2020

12 IPA 5,2,3


PERTEMUAN 1
Faktor Kemajuan Peradaban Islam
  Kejayan islam berawal ketika Rasulullah saw. Merumuskan konstitusi tertulis negara pertama didunia di Madinah. Sepeninggal beliau,kepemimpian kemudian dipegang oleh Abu Bakar As-siddiq,Usman bin Affan,Ali bin Abu Thalib,dan seterusnya. Pada masa Khulafaur Rasyidin ini Islam semakin berkembang pesat.Perluasan wilayah menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya penyebarkanluasan islam ke seluruh penjuru dunia. Penaklukan wilayah – wilayah merupakan bagian dari upaya untuk menyebarkan islam. Akan tetapi,bukan berarti menjajahnya sehingga banyak orang yang kemudian tertarik memeluk islam.
  Pada periode selanjutnya,islam mengalami puncak kejayaan pada periode 750 M – 1258 M. Masa itu adalah masa ketika para filosof,ilmuwan,dan insinyur di dunia islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan,baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.
  Islam mengalami puncak kejayaan pada masa Dinastin Abbasiyah. Dinasti ini merupakan kelanjutan dari dinasti sebelumnya,yakni Dinasti Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani Abbas), paman nabi Muhammad saw. Pendiri dinasti ini adalah Abu Abbas as – Saffah yang bernama lengkap Abdullah as – Saffah ibnu Muhammad ibnu Ali ibnu Abdullah ibnu al – Abbas. Pola pemerintahan yang diterapkan oleh Dinasti Abbasiyah berbeda – beda sesuai dengan perubahan politik,social dan budaya. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, yakni dari tahun 132 H (750 M) – 656 H (1258 M).
  Selama dinasti ini berkuasa,pola pemerintahan yang diterapkan berbeda – beda sesuai dengan perubahan politik,sosial,dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan pola politik itu,para sejarawan membagi masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah menjadi 5 periode,yaitu :
1.      Periode pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M) yang disebut periode pengaruh Persia pertama
2.      Periode kedua (232 H/847 M – 234 H/945 M) yang disebut masa pengaruh Turki pertama.
3.      Periode ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M) masa kekuasaan Dinasti Buwaihi yang disebut pengaruh Persia kedua
4.      Periode keempat (447 H/1055 M/ - 590 H/1194 M) pada masa kekuasan Dinasti Saljuk yang disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua
5.      Periode kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M) pada masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Baghdad.

Puncak kejayaan dinasti ini terjadi pada masa Khalifah Harun ar- Rasyid dan putranya. Al – Ma’mun serta Khalifah Khalifah sesudahnya hingga sampai masa al-Mutawakkil. Pada masa Harun ar-Rasyid , kekayaan Negara sebagian besar dipergunakan untuk mendirikan rumah sakit, membiayai pendidikan kedokteran, dan farmasi. Pada masa al-Ma’mun, kekayaan Negara digunakan untuk menggaji para penerjemah untuk menerjemahkan berbagai buku berbahasa asing ke dalam bahasa arab serta mendirikan Bait al-Hikmah sebagai pusat penerjemahan dan akdemi yang dilengkapi dengan perpustakaan. Didalamnya diajarkan berbagai cabang ilmu, seperti kedokteran, matematika, geografi, dan filsafat. Disamping itu, masjid-masjid juga merupakan sekolah , tempat untuk mempelajari berbagai macam disiplin ilmu dengan berbagai halaqah didalamnya. Pada waktu itu, kota Bagdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat pada masa dinasti Abbasiyah tersebut di pengaruhi oleh beberapa factor berikut.
1)      Faktor Politik
Faktor politik yang memengaruhi perkembangan dan kemajuan peradaban islam adalah sebagai berikut,
a)      Kepindahan ibukota ke Baghdad menjadikan pemerintahan Dinassti Abbasiyah jauh dari pengaruh Arab Islam sementara Dinassti Ummayah sangat berorientasi kepada arab islam. Pada periode pertama dan ketiga dinasti abasiyah , pengaruh kebudayaan persiah sangat kuat dan pada periode  ke dua dan ke empat bangsa turki sangat doniman dalam politik dan pemerintahan dinasti ini.
b)      Dalam penyelenggaraan negara pada massa dinasti abasiyah terdapat jabatan wazir yang membawahi kepala kepala diapartemen. Jabatan ini tidak ada dalam pemerintahan dinasti abbasiyah
c)      Adanya kemiliteran yang yang professional sedangkan sebelumnya pada dinasti ummayah belum ada
2)      Faktor Sosiografi
Faktor sosiografi ( sosio-kultural, seperti ekonomi, politik, dan sebagainya ) yang memengaruhi perkembangan dan kemajuan ilmu dan peradaban islam sebagai berikut,
a)      Meningkatnya kemakmuran umat islam yang mengandalkan hasil dari bidang berbagai industri , kebudayaan berkembang pesat , dan kemakmuran dapat tercapai pada sangat itu
b)      Luasnya wilayah kekuasan islam menyebabkan banyak orang [ersia dan romawi masuk islam kemudian menjadi muslim yang taat dan terjalinnya perkawinan antara umat islam dengan mualaf yang menghasilkan keturunan yang militant , selain poster tubuh yang baik , kecerdasan akal , dan kecakapan berusaha
c)      Pribadi beberapa khalifah pada masa itu seperti al Mansur , harrun ar raysid dan al ma’mum sangat mencintai ilmu pengetahuian sehingga kebijksanaan nya banyak ditunjukkan pada kemajuan ilmu pengetahuan
3)      Faktor ilmu pengetahuan
Aktivias ilmiah yang dilakukan oleh kaum muslimin pada saat itu mengantarkan mereka mencapai puncak kemajuan ilmu pengetahuan. Penerjemahan yang dilakukan dengan giat menyebabkan mereka dapat menguasai warisan intelektual dari tiga jenis kebudayaan, yaitu Yunani, Persia, dan India yang pada akhirnya kaum muslimin mampu membangun kebudayaan ilmu,baik ilmu agama maupun filsafat dan sains. Berikut beberapa hal yang sangat berpengaruh pada pendidikan Dinasti Abbasiyah.
a)      Adanya maktab masjid , yaitu lembaga pendidikan terendah , tempat anak anak mengenal dasar dasar bacaan , dan hitungan , serta tempat para remaja belajar dasar dasar ilmu agama , seperti tafir , hadist , fiqih , dan bahasa
b)      Tingkat pendalaman , dimana para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada seorang atau beberapa orang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pada umumnya, ilmu yang dituntut adalah ilmu ilmu agama. Pengajaranya berlangsung dimasjid masjid atau dirumah rumah ulama bersangkutan. Bagi anak penguasa, pendidikan bias berlangsung di istana atau dirumah penguasa tersebut dengan memanggil ulama ahli kesana. 
c)      Terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, bangsa bangsa dari luar Arab banyak yang masuk islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa bangasa itu memberikan saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam islam. Pengaruh Persia, sebagaimana sudah disebutkan , sangat kuat dibidang pemerintah. Disamping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra. Pengaruh india terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan astronomi sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan  terjemahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat. 
d)     Gerakan terjemahan berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama pada masa khalifah al-Manshur hingga ar-Rasyid. Pada fase ini banyak diterjemahakan adlah karya karya dalam bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa khalifah al-Ma’mum hingga tahun 300 H. Buku buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Bidang bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas. Para penerjemah yang dikenal pada masa itu, antara lain sebagai berikut,  
1)      Hunain Ibnu Ishaq, ilmuan yang mahir bahasa Arab dann Yunani. Dia menerjemahkan 20 buku Gaken ke dalam bahasa Syiria dan Bahasa Arab.
2)      Ishaq Ibnu Hunain
3)      Tsabit bin Qurra
4)      Qusta bi Luqa
5)      Abu Bishr Matta Ibnu Yunus
Semua penerjemah tersebut beragama islam, kecuali Tsabit Ibnu Qurra yang beragama nasrani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar