Senin, 11 Oktober 2021

KELAS 11 IPA 2

 

PERTEMUAN KE-1

A.    Pengertian Syaja’ah

Syaja’ah menurut bahasa artinya berani. Sedangkan menurut istilah syaja’ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji. Jadi syaja’ah dapat diartikan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan untuk mengharapkan keridaan Allah Swt. Jadi syaja’ah dapat diartikan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan untuk mengharapkan keridaan Allah Swt.

B.    Macam-Macam Syaja’ah

Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam:

1.     Syaja’ah harbiyyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya keberanian dalam medan tempur di waktu perang.

2.     Syaja’ah nafsiyyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan dan menegakkan kebenaran.

 

 

 

 

C.    Dalil-dalil tentang Syaja’ah (berani membela kebenaran)

Jika kita bicara tentang dalil syaja’ah tentu ada banyak yang menjelaskan tentang hal tersebut. Di materi kali ini kita akan membahas beberapa dalil ttentang Syaja’ah salah satunya dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 139. Berikut bacaan ayat tersebut: 

 

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

 

Arrtinya : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S Ali Imran: 139)

Ayat tersebut melarang manusia (umat islam) memiliki sikap lemah, dan memerintahkan untuk memiliki sikap berani. Salah satu alasan manusia harus berani adalah manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan allah swt. lainnya dan memiliki kedudukan tinggi jika beriman kepada Allah swt.. Sementara orang yang beriman kepada allah swt. tidak memiliki rasa takut terhadap selain allah.

Selain itu dalam surat Al-Hud 112 juga di jelaskan :

 

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

 

Artinya : maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Hud: 112)

Selain itu ada beberapa dalil dari hadist yang menjelaskan akan hal tersebut yaitu :

قُلِ الْحَقَّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا

“Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. (HR. Imam Baihaqi)

Dalam Hadist Lain dijelaskan

شَرُّ مَا فِي رَجُلٍ شُحٌّ هَالِعٌ وَجُبْنٌ خَالِعٌ

Seburuk-buruk sifat yang ada pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat pelit dan sifat pengecut yang sangat pengecut.” (HR. Abu Daud (2511), Ibnu Hibban (808), Ahmad (2/302)

2 komentar: