Selasa, 29 Juli 2025

KELAS XII A2,KELAS XII A3,KELAS XII S1

 

Nama Penyusun      : Rahmattulloh, S.Pd.I, M.Pd.

Satuan Pendidikan : SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

Kelas/Fase                : XII (Dua Belas) F

Mata Pelajaran       : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pertemuan               : Ke-2

 

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran bab ini, peserta didik diharapkan dapat:

a.       Mendefinisikan pengertian Sabar.

b.      Melafalkan bacaan Al-Qur'an dengan fasih Q.S. Al-Baqarah/2:155–156 serta hadis terkait.

c.       Mengidentifikasi bacaan tajwid dalam Q.S. Al-Baqarah/2:155–156.

d.      Mengartikan arti perkata dan menerjemahkan Q.S. Al-Baqarah/2:155–156.

e.       Melafalkan bacaan Al-Qur'an dengan fasih Q.S. Ali ‘Imran/3:186 tentang kemuliaan orang-orang yang bersabar dalam menghadapi Musibahserta hadis terkait.

f.       Menganalisis sikap yang harus dimiliki ketika tertimpa musibah dan ujian.

g.      Menganalisis manfaat dan hikmah di balik musibah dan ujian.

Tujuan Pembelajaran Pertemuan Kedua

  1. Membaca dengan benar Q.S. Ali ‘Imran/3:186 tentang kemuliaan orang-orang yang bersabar dalam menghadapi Musibah serta hadis terkait.

b.      Menganalisis sikap yang harus dimiliki ketika tertimpa musibah dan ujian.

c.       Menganalisis manfaat dan hikmah di balik musibah dan ujian.

 

Pengertian Ujian dan Musibah

Ujian adalah cobaan atau tantangan yang diberikan Allah SWT kepada manusia selama hidup di dunia untuk menguji keimanan dan kesabaran mereka, serta meningkatkan derajat mereka di sisi Allah. Ujian ini bisa berupa berbagai macam bentuk, baik suka maupun duka, dan dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup seorang mukmin. Dalam Islam, ujian hidup seringkali dipandang sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Melalui ujian, Allah ingin menguji sejauh mana keimanan dan kesabaran seseorang, serta memberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. 

 

Dalam buku Ubah Musibah Jadi Berkah karya Ustadz Marwini, M.A., M.Si, makna musibah dijelaskan dalam tiga pendekatan, yaitu:

 

1. Musibah Menurut Bahasa

Kata musibah berasal dari kata ashaba yang berarti menimpa, atau dari kata shaba–yashibu–shauban–wa mashaban, yang berarti turun, menghujani, atau tertimpa.
Maknanya dalam bahasa adalah semua peristiwa yang menimpa manusia, baik yang menyenangkan maupun menyedihkan.

2. Musibah Menurut Istilah

Secara istilah, musibah adalah kejadian yang membawa kerugian atau kejelekan. Imam Al-Qurthubi menjelaskan musibah sebagai sesuatu yang menyakiti orang beriman.
Abu Faraj Ibnu Al-Jauzi bahkan berpendapat bahwa jika dunia ini bukan tempat musibah, maka di dalamnya tidak akan ada penyakit, dan para nabi maupun rasul tidak akan mengalami penderitaan seperti dimusuhi, diancam, dan dibunuh.

3. Musibah Menurut Al-Qur'an

Dalam Al-Qur’an, kata musibah disebutkan dalam beberapa ayat, termasuk:

 

لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًاۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Artinya :

“Kamu pasti akan diuji dalam (urusan) hartamu dan dirimu. Kamu pun pasti akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Alkitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.”

Adapun hadist yang berkaitan dengan sabar ketita ada musibah dan ujian yaitu:

"Dari Shuhaib ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya mengagumkan perkara yang menimpa orang mukmin. Sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki oleh seorang pun selain orang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, kemudian ia bersyukur, maka syukur itu adalah kebaikan baginya, dan apabila tertimpa musibah kemudia ia bersabar, maka sabar itu juga menjadi kebaikan baginya." (HR. Muslim)

Orang-orang yang terkena musibah dan ujian harus menyadari bahwa tidak ada musibah dan ujian yang lebih berat yang menimpa dirinya melebihi musibah yang menimpa para rasul Allah dan orang-orang saleh. Orang yang mengetahui bahwa pahala Allah lebih besar daripada musibah dan ujian yang dirasakan akan membuka berbagai kemudahan yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dirinya. Ketika tertimpa musibah dan ujian, manusia akan bersikap dengan salah satu dari empat hal. Keempat hal tersebut adalah marah, sabar, rida, dan syukur. Apabila di antara kita terkena musibah dan ujian, maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Mengucapkan istirja" (Innd lillahi wa Innä ilaihi rāji în).

Kalimat ini adalah tanda pengakuan bahwa musibah itu datang dari Allah Swt. Juga sebagai pengakuan bahwa diri kita pun milik Allah Swt. dan akan kembali kepada-Nya.

2. Bersabar

Segala cobaan hidup akan lebih ringan jika diiringi kesabaran. Sabar bukan berarti diam dan tidak bergerak, tetapi selalu berusaha mencari solusi dari masalah yang dihadapinya.

3. Mendirikan salat

Orang-orang salih menyikapi musibah dengan mengadukan segalanya kepada Allah. Oleh karena itu, setelah melewati musibah tersebut, mereka menjadi pribadi yang semakin kuat dan tangguh dalam mengarungi hidup.

4. Berprasangka baik.

Apabila di antara kita terkena musibah, maka yang kita lakukan adalah berbaik sangka dan tidak berputus asa terhadap rahmat Allah. Allah Swt. berfirman dalam Surah Yusuf ayat ke-87 yang artinya, "Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang kafir."

5. Bertobat dari dosa dan maksiat.

Musibah yang menimpa diri kita adakalanya disebabkan oleh perbuatan dosa yang kita lakukan. Oleh karena itu, saat tertimba musibah, kita harus melakukan introspeksi diri terhadap apa yang telah kita lakukan dan berdoa kepada Allah, sebagaimana doa dalam surah al-A'raf Ayat 23, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."

Hikmah di Balik Musibah dan Ujian

Mengutip buku Fiqih Musibah karya Farid Nu’man Hasan, di balik setiap musibah yang Allah Swt. turunkan, tersimpan hikmah yang mengantarkan hamba-Nya pada ridha dan kasih sayang-Nya. Hikmah-hikmah tersebut antara lain:

  • Musibah menghapus dosa.
  • Melatih kesabaran dan keikhlasan.
  • Menumbuhkan rasa tawakal dan syukur.
  • Meningkatkan derajat di sisi Allah.

Menjadi sarana muhasabah (introspeksi diri).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar