PERTEMUAN KETIGA
Beberapa Kejadian Pada Hari Akhir
Setelah tanda-tanda kiamat yang besar di
atas terjadi,terjadilah kiamat pada orang-orang kafir.Seratus tahun
sebelumnya,berembus angin dibawah ketiak setiap muslim sehingga semua umat
islam meninggal dunia dan yang yang tersisa hanya orang-orang kafir.Malaikat
israfil meniup sangkakala sehingga orang-orang kafir terkejud mendengar suara
ini karena suaranya sangat keras dan dahsyat.Mereka semua mati.Demikian juga
seluruh jin.setelah manusia mati,para malaikat dan yang terakhir mati adalah
malikat izrail.sebagian ulama mengatakan bahwa sebagian ulama seperti malaikat
penjaga surga penjaga neraka dan humlatul arsy (malaikat pembawa arsy)tidak
mati.Demikian juga para bidadari di surga dan para wildan (pelayan surga).
Selanjutnya allah ta’ala menghidupkan
malikat israfil dan meniup sangkakala yang kedua setelah 40 tahun sehingga
orang-orang yang mati bangkit dari dalam kuburnya.Seelah itu,terjadi proses
kiamat yang berlangsung selama 50.000 tahun.Allah ta’ala berfirman:
تَعْرُجُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ
أَلْفَ
Artinya:
Malaikat-malaikat dan
Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu
tahun.
Namun,disebutkan
dalam hadis sahih bahwa bagi orang mukmin yang bertakwa,waktu yang sedemikian
lama tersebut terasa kurang dari satu kali salat wajib (maktubah)dan bagi orang
mukmin pelaku dosa besar pertengahan antara keduanya (tidak selama yang dirasakan
oleh orang kafir dan tidak secepat yang dirasakan oleh orang mukmin).
Kiamat memiliki 50
tahapat yang masing-masing berlangsung selama seribu tahun. Diantara tahapan kiamat adalah
sebagai berikut.
1. Yaum al-basi,yaitu keluarnya orang orang-orang yang
meninggal dunia dari dalam kubur setelah jasad mereka yang hancur dimakan tanah
dikembalikan,jika termasuk jasad yang dimakan oleh tanah. Jasad para nabi,orang
yang mati syahid,dan sebagian wali tidak hancur dimakan tanah karena allah
ta’ala memuliakan mereka. Allah ta’ala berfirman tentang hari kebangkitan:
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
Artinya:
Artinya:
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian
akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.(Q.S.Al-mu’minun/23:16)
2. Al-hasyr, yaitu dikumpulkannya seluruh manusia setelah
mereka dibangkitkan pada suatu tempat yang disebut dengan al-mahsyar.Disebutkan
dalam sebuah hadis bahwa al-mahsyar adalah tanah syam
(palestina,suriah,libanon,dan yordania).Semuanya akan digiring ke bumi yang
baru, tidak ada lembah dan gunungnya.Allah ta’ala berfirman:
’يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ
وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
Artinya:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi
diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya
(di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi
Maha Perkasa.(Q.S.Ibrahim/14:48)
Manusia di al-mahsyar terbagi menjadi tiga
bagian ,yaitu sebagai berikut:
a.
Orang yang bertaqwa;mereka digiring
ke mahsyar dengan berbusana lengkap,berpkaian memakai tutup kepala dan alas
kaki, serta mengendarai unta yang pelannya terbuat dari emas.
b.
Orang-orang mukmin pelaku dosa besar
mereka digiring dalam keadaan telanjang tidak memakai tutup kepala dan alas
kaki
c.
Orang kafir;mereka diseret pada
muka-muka mereka dengan kaki diatas dan kepala dibawah
ALLAH
Ta’ala berfirman:
وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ عُمْيًا
وَبُكْمًا وَصُمًّا ۖ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ
سَعِيرًا
Artinya:
Artinya:
Dan
Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam
keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam.
Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka
nyalanya(Q.S. Al-isra/17:97)
3.
Al Hisab,yaitu
ditunjukannya perbuatan-perbuatan para hamba allah ta’ala yang telah mereka
lakukan di dunia kepada mereka
Rasulullah saw bersabda:
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ
رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ
شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا
أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِم
Artinya:.
Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)
Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)
4.
Al-Mizan,yaitu timbangan yang dipergunakan
untuk menimbang perbuatan-perbuatan para hamba.Layaknya timbangan
didunia,timbangan amal tersebut memiliki dua neraca timbangan dan satu tiang
penyangga.Allah ta’ala berfirman:
وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ
وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا
حَاسِبِينَ
Artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada
hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika
(amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya.
Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (Q.S.Al-anbiya/21:47)
Keadaaan manusia
ketika ditimbang menggunakan mizan pada hari kiamat adalah sebagai berikut.
a.
Orang mukmin.
1.
seorang mukmin yang kebaikannya lebih banyak
dari keburukannya langsung masuk surga tanpa azab karena allah ta’ala
mengampuni dosa-dosanya.
2.
seorang mukmin yang keburukannya lebih banyak
dari kebaikannya, bergantung kepada kehendak allah.Apabila allah ta’ala
berkehendak mengampuninya maka ia akan langsung masuk surga namun jika allah
tidak mengampuninya maka ia akan disiksa di neraka terlebih dahulu dan pada
akhirnya ia akan masuk surga sebab ia memiliki keimanan.
3.
seorang mukmin yang antara kebaikan dan
keburukannya sama yang disebut dengan ashabu al-a’raf mereka tidak masuk
neraka.Namun ,mereka menunggu untuk masuk surga di pagar surga sampai penduduk
surga golong pertama masuk surga.
b.
Orang kafir.
Orang kafir tidak memiliki kebaikan sama sekali
sebab kebaikan kebaikan yang dilakukan oleh orang kafir tidak diterima oleh
allah ta’ala.Keburukannya diletakkan dineraca timbangan yang satu sedangkan
neraca timbangan yang lain kosong.Mereka langsung masuk neraka untuk
selama-lamanya.
5.
Neraka,yaitu tempat azab yang abadi bagi orang yang
kafir dan mereka tidak keluar selamanya.Orang fasiq disiksa didalam neraka
untuk sementara waktu kemudian dikeluarkan dan masuk surga.
Allah ta’ala
berfirman:
وَمَا
هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
Artinya:
Dan mereka tidak akan keluar dari
api neraka(Q.S.Al-baqarah/2:167)
6.
Surga yaitu tempat kenikmatan yang abadi.Nikmat di dalam surga
ada dua macam,yaitu sebagai berikut:
a.
Nikmat yang khusus untuk orang yang bertaqwa,yaitu nikmat yang
belum pernah terdengar oleh telinga,terucap dengan lisan,dan terlintas dalam
hati manusia.Dalam sebuah hadis qudai allah ta’ala berfirman
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا
لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
Artinya
“Allah
k berfirman, ‘Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan
yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, dan belum
pernah pula terbetik dalam kalbu manusia’.”(H.R.Al-bukhari)
b.
Nikmat yang diberikan kepada semua penduduk surga. rasulullah saw
berabda:
يُنَادِي مُنَادٍ: إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَسْقَمُوا
أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلَا تَمُوتُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ
أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلَا
تَبْأَسُوا أَبَدًا
Artinya:
(Di
surga) ada yang berseru kepada para penghuni surga : “Sesungguhnya kalian akan
sehat selalu dan tidak akan pernah sakit selamanya…kalian akan hidup dan tidak
akan mati selama-lamanya…, kalian akan terus muda dan tidak akan tua
selama-lamanya….dan kalian selalu dalam kenikmatan dan tidak akan kesulitan
selama-lamanya…(HR Muslim)
7.
Sirat,yaitu sebuah jembatan yang dibentangkan di atas neraka
jahannam yang dilewati oleh semua orang yang salah satu ujungnya berada di bumi
mubaddalah (bumi baru yang diciptakan oleh allah ta’ala sebagai ganti dari bumi
yang kita tempati yang telah hancur) sedangkan ujung yang lain berada ditempat
sebelum surga
Abu sa’id al khudri menceritakan:
“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang
lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi
yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah.
Dan manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada
yang laksana kilat dan ada yang laksana angin, ada yang laksana kuda yang
berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata:
”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.” Maka ada yang selamat, ada yang
tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di
atas wajahnya.” (HR Ahmad 23649)
Maksud dari pernyataan ini bukan berarti bahwa
hakikat sirat kenyataannya seperti itu namun pernyataan itu menunjukkan bahwa
bahaya melewati sirat itu sangat besar karena sirat itu berbentuk lebar
sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat ketika rasulullah saw ditanya
tentang sirat kemudian beliau menjawab:
“licin
yang menggelincirkan kaki”
Sulit atau mudahnya
seseorang melewati sirat tergantung pada ketaatan dan kemaksiatannya karena
yang menjadikan seseorang melewati sirat dengan mudah atau tidak adalah amal
perbuatannya masing-masing
Keadaan orang yang melewati sirat terbagi
menjadi dua bagian,yaitu sebagai berikut
a. Sebagian orang yang melewati sirat dengan menginjaknya diselamatkan
oleh allah ta’ala dan masuk surga dan sebagian terjatuhkedalam neraka
b. sebagian berjalan melewati sirat secepat kedipan mata,secepat
kilat,secepat angin ,secepat kuda, yang amat kencanmg berlari,dan ada yang
merangkak secara pelan-pelan sebagaimana dijelaskan dalam sebuaha hadis riwayat
muttafaq alaih
8. Haud(Telaga)yaitu tempat yang telah disediakan oleh allah ta’ala sebagai tempat
minuman untuk penduduk surga sebelum masuk surga dan setelah melewati
sirat.Setelah itu mereka tidak pernah merasa haus sama sekali.Setiap nabi
mempunyai haud tersendiri untuk umatnya.Haud terbesar adalah haud rasulullah
yang lebar dan panjangnya sejauh perjalanan satu bulan serta diatasnya telah
tersedia cangkir-cangkir sebanyak jumlah bintang dilangit.Minumannya lebih
putih dari susu,lebih manis dari madu,dan lebih wangi dari bau minya
misik.Rasulullah saw bersabda:
عن عَبْد
اللهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم : حَوْضِي مَسِيرَةُ
شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ
السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلاَ يَظْمَأُ أَبَدًا (رواه مسلم
Rasulullah saw. bersabda: “Telagaku seluas
perjalanan selama satu bulan dan panjang tepi-tepinya sama demikian. Airnya
lebih putih dari susu, wanginya lebih wangi dari minyak misk, cangkirnya
sejumlah bintang-bintang yang ada di langit. Barang siapa yang telah meminum
air telaga tersebut niscaya dia tidak akan merasa haus untuk selama-lamanya”
9.
Syafaat,yaitu meminta kebaikan pada allah ta’ala untuk
orang-orang mukmin pelaku dosa besar.Allah ta’ala berfirman:
يَعْلَمُ
مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ
ارْتَضَىٰ وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
Arti: Allah mengetahui segala sesuatu yang
dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada
memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu
selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.(Q.S.Al-anbiya/21:28)
Rasulullah saw bersabda:
شَفَاعَتِي
لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِ
Artinya:
(Syafa’atku
kelak bagi pelaku dosa besar dari kalangan umatku)
Syafaat terbagi menjadi 3 macam,yaitu sebagai berikut:
a.
Syafaat uzma,yaitu syafaat untuk menyelamatkan umat manusia
dari panasnya sinar matahari pada hari kiamat.Syafaat ini hanya milik
rasulullah saw.Disebut dengan syafaat uzma (syafaat besar)karena tidak hanya
diberikan untuk umat rasulullah saw saja,tetapi juga diberikan untuk umat-umat
para nabi terdahulu.
b.
Syafaat yang diberikan sebelum masuk neraka untuk membebaskan
para pelaku dosa besar dari siksa neraka sehingga mereka langsung masuk surga
tanpa disiksa terlebih dahulu di neraka.
c.
Syafaat yang diberikan setelah masuk neraka untuk meringankan
para pelaku dosa besar dari siksa neraka sehingga yang seharusnya seseorang
masih disiksa di neraka namun ia dikeluarkan dari neraka karena mendapatkan
syafaat.
10. Melihat allah(ru’yatullah)
tanpa kaif(tanpa disifati dengan sifat makhluk )dan tanpa tempat-bagi penduduk
surga dengan mata kepala.Allah ta’ala berfirman:
إِلَىٰ
رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (٢٣)وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ ٢٢)
Artinya:
“(22)wajah-wajah(orang
mukmin)pada hari itu berseri-seri,(23)memandang
tuhannya.”(Q.S.Al-qiyamah/75:22-23)
Imam
abu hanifah ra mengatakan:
“Allah
akan dilihat diakhirat.Orang-orang mukmin melihatnya dan mereka didalam surga
dengan mata-mata kepla mereka dengan tanpa menyerupakan dan tanda disifati
dengan sifat makhluk,tanpa ukuran dan tidak ada jarak diantara allah dan antara
makhluknya.”
E.Bersikap Mawas Diri dan Taat Beribadah
sebagai Refleksi dari Iman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhir menjadikan kita
sadar bahwa hidup didunia hanya sementara dan ada kehidupan setelah
kematian.Kehidupan didunia ada kalanya menyenangkan dan ada kalanya
menyedihkan.Tidak ada tempat di akhirat kecuali surga dan neraka.Orang yang
rajin beribadah dan gemar melakukan kebaikan akan mendapatkan kenikmatan
sedangkan orang enggan beribadah akan mendapatkan siksaan.
Bersikap mawas diri dengan selalu
mengarahkan diri kepada hal-hal yang baik dan mengekang hawa nafsu adalah
refleksi iman terhadap adanya hari akhir.memperbanyak amal kebaikan dan mencari
bekal untuk kehidupan akhirat merupakan pengalaman dari sabda rasulullah saw
berikut.
الْكَيِّسُ
مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ
نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya:
“orang yang pandai adalah yang mampu
mendudukkan nafsunya dan melakukan amalan untuk setelah kematian dan orang yang
lemah adalah mengikuti nafsunya dan berandai-andai kepada allah”(H.R
At-tirmizi)
Orang yang beriman kepada hari akhir pasti
akan selalu taat dalam beribadah karena ia yakin bahwa seseorang yang melakukan
kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan dan sebaliknya seseorang yang
melakukan kejahatan pasti akan dibalas dengan siksaan.Itulah sebabnya hari
akhir disebut juga dengan hari kiamat.
F.Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Hari
Akhir
Orang yang beriman kepada hari akhir akan
tercermin dalam kehidupan sehari-hari perilaku-perilaku berikut
1.
Selalu
menjaga keimanannya sampai meninggal dunia karena kebahagiaannya diakhirat
ditentukan oleh akhir kehidupannya.Rasulullah saw bersabda:
مَنْ
كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
Artinya:
”Barangsiapa
yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka
dia akan masuk surga”
2.
Selalu
berusaha meningkatkan ketakwaan (menjalankan perintah allah dan menjauhi
larangan allah)karena yakin bahwa hanya dengan bekal takwa akan mendapatkan
keselamatan dan kebahagiaan di hari kiamat.Allah ta’ala berfirman
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌبِمَاتَعْمَلُونَ
Artinya:
Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(Q.S.Al-hasyr/59:18)
3.
Berkata baik atau memperbanyak diam jika perkataannya tidak ada
manfaatnya.
4.
Berbuat baik kepada tetangga dan tidak menyakitinya.
5.
Memuliakan tamu.
Keterangan no 3-5 diatas berdasarkan hadis berikut
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. [رواه البخاري ومسلم]
Artinya:
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: “Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menghormati
tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
6.
Tidak minum minuman keras dan tidak duduk
menemani orang yang minum minuman alkohol keras.Rasulullah saw bersabda:
ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻵﺧﺮ؛ ﻓﻼ ﻳﻘﻌﺪﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﺎﺋﺪﺓ ﻳﺪﺍﺭ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﺨﻤﺮ
Artinya:
”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka janganlah duduk pada meja makan yang di situ dihidangkan khamer (minuman
keras)”.
7.
Menyambung tali
persaudaraan.Rasulullah saw bersabda
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ
رَحِمَهُ
Artinya:
“Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya,
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar