Selasa, 04 Januari 2022

MATERI SHOLAT JENAZAH KELAS 11 IPA 4 DAN 11 IPS 1

 Assalamu'alaikum..

Anak-anak kita mulai materi pertama kita ya

Bismillah..

                                                        SHOLAT JENAZAH

1. Umur dan Kematian

Saat melihat kematian, semestinya semakin menyadarkan bahwa kita akan menyusulnya, cepat atau lambat. Kematian memang misteri, namun setiap manusia sudah diingatkan bahwa kematian akan menjemputnya. Itulah sebabnya, setiap ada kematian, semestinya menjadi pengingat dan sarana muhasabah diri tentang bekal apa yang sudah dipersiapkan, dan sudah sejauh mana amal shaleh yang sudah dilakukan?

Kisah-kisah orang shaleh dalam memaknai kematian itu melalui persiapan yang matang, bekal yang banyak, dan jauh-jauh hari meniti waktunya dengan memperbanyak amal shaleh, sekaligus menghindari dosa dan kemaksiatan, serta mengakhirinya dengan tersenyum, yang ditandai dengan khusnul khatimah. Sebaliknya, mereka yang berperilaku buruk, kematian itu semakin dihindari, ingin lari sejauh-jauhnya, bersembunyi di dalam benteng yang kokoh, padahal harus menjadi kesadaran bersama bahwa semakin bertambah umur, itu artinya semakin dekat dengan kematian. Allah Swt. ber rman dalam Q.S. al-Jumu’ah/62: 8, yaitu:

Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. al-Jumu’ah/62: 8) Kematian merupakan ketentuan Allah Swt. (sunatullah). Tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya. Kematian merupakan hal yang pasti, cepat atau lambat, pasti akan datang. Semua makhluk hidup akan merasakan mati. Tidak ada seorang pun, baik kaya miskin, berpangkat atau orang biasa, tua muda, maupun yang siap atau tidak siap, semuanya akan menjemput kematian. Hal ini sesuai dengan  rman Allah Swt. (Q.S. Ali Imrān/3: 185), yaitu:

Artinya: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya (Q.S. Ali Imrān/3: 185).

Kematian menjemput seseorang dengan beragam sebab, dan beraneka ragam cara kematian itu. Di Indonesia, setiap hari 50 orang meninggal karena narkoba; 85% kematian di jalan raya didominasi anak muda, belum lagi yang dijemput kematian di rumah sakit, di atas ranjang tanpa penyebab yang pasti, dan beribu macam kematian yang menimpa anak manusia, bahkan ada yang baru berusia seminggu, sebulan, bahkan belum setahun sudah ditimpa kematian.

Kenapa harus ada kematian? Begitu juga kenapa ada kehidupan? Keduanya siklus hidup yang harus dilalui manusia. Hidup berarti pilihan, tergantung manusia, mau memilih di jalan kebenaran atau keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya, saat manusia berada di dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani), diturunkan para Nabi dan Rasul agar diteladani, dan di antaranya dibarengi dengan wahyu. Apalagi adanya hidup dan mati itu sebagai ujian bagi manusia, siapa yang paling baik amalnya (perhatikan Q.S. al-Mulk/67: 2).

Semua nikmat tersebut harus menjadi bekal manusia saat menjalani kehidupan. Jadi, tidak ada alasan bagi manusia yang gagal atau terpuruk menjalani kehidupan, karena Allah Swt sudah memberikan segalanya. Bukankah Rasulullah Saw. juga sudah mengingatkan bahwa dunia ini sementara, hanya jembatan menuju akhirat, laksana musa r yang sedang istirahat (dunia), lalu melanjutkan kehidupan yang sejati (akhirat). Rasulullah Saw. pernah berwasiat kepada Ibu Umar r.a.: 

Artinya: Rasulullah Saw. bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau orang musafir … .”

Menjelang kematian, setiap manusia mengalami sakaratul maut. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan saat kondisi kritis ini, baik kita sebagai keluarga, karib kerabat, atau maupun orang terdekat, antara lain: mentalqin-kan (menuntun bacaan tauhid) di telinga seseorang dengan suara jelas dan tegas, tetapi jika sudah dalam keadaan sangat kritis, cukup dibimbing hanya dengan lafal “Allah” saja. Sementara itu, ada beberapa langkah atau tindakan yang harus dilaksakaan, saat kematian itu sudah terjadi, yaitu sebagai berikut:

a. Segera mengatupkan atau memejamkan matanya, karena saat ruh sudah dicabut, mata jenazah mengikuti arahnya.

b. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras.

c. Menanggalkan pakaian dan perhiasannya dan diganti dengan pakaian yang menutupi dan melindungi seluruh tubuhnya.

d. Membetulkan letak anggota tubuhnya serta membujurkannya ke arah kiblat.

e. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazah.

f. Membayarkan utang-utangnya. 

Bagaimana anak-anak, apakah ada bagian dari materi ini yang masih sulit kalian pahami? Bila ada bisa menghubungi Bapak konsultasi dengan Bapak di ruang kantor guru ya...

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar