BAHAN AJAR
Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru
Sekolah
: SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG.
Mata
Pelajaran : Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester
: XI / Ganjil
Materi
Pokok : Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru
Alokasi
Waktu : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit
A.
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar |
Indikator |
1.6 Meyakini bahwa hormat dan
patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban agama |
·
Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai
kewajiban agama |
2.6 Menunjukkan perilaku hormat
dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai implementasi pemahaman Q.S.
al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait |
·
Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru
sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait |
3.6 Menganalisis perilaku hormat
dan patuh kepada orangtua dan guru |
·
Menjelaskan isi Q.S. al Isrā’ /17: 23-24. ·
Menjelaskan isi hadis-hadis yang terkait dengan hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru. ·
Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru. ·
Menampilkan perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada
orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari ·
Menyimpulkan hikmah dan manfaat hormat dan patuh kepada orangtua
dan guru. |
4.6 Menyajikan kaitan antara
ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orangtua dan guru
sesuai dengan Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait |
·
Menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan contoh hormat dan
patuh kepada orangtua dan guru. · Menyajikan
paparan tentang hikmah dan manfaat hormat dan patuh kepada orangtua dan guru. |
B.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran,
peserta didik diharapkan dapat:
· Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan
guru sebagai kewajiban agama
· Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua
dan guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait
· Menjelaskan isi Q.S. al Isrā’ /17: 23-24.
· Menjelaskan isi hadis-hadis yang terkait dengan hormat
dan patuh kepada orang tua dan guru.
· Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat
dan patuh kepada orang tua dan guru.
· Menampilkan perilaku yang mencerminkan hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari
· Menyimpulkan hikmah dan manfaat hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru.
· Menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan contoh
hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.
· Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat hormat
dan patuh kepada orangtua dan guru.
PERTEMUAN KE-2
Pentingnya
Hormat Dan Patuh Kepada Guru
A. Akhlak
Kepada Guru
Guru
adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk menjadi lebih
baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla.
Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi
perintah para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at
agama.
Di antara
akhlaq kepada guru adalah
1.
Memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru,
sebagaimana sabda Rosululloh saw : Tidak termasuk golongan kami orang yang
tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih
muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
2.
Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat
belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
· مَنْ
سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا
إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka
menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.” (
HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
3. Di antara
akhlaq kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi,
sebagaimana sabda Rosululloh saw :
· إِنَّ
اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Alloh itu indah dan suka
kepada keindahan.”( HR. Ahmad, Muslim dan Al-Hakim )
4. Di antara
akhlaq kepada guru yaitu diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan,
sebagaimana hadits Abu Sa’id Al-Khudri ra :
· وَ سَكَتَ
النَّاسُ كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِهِمْ الطَّيْرَ
“Orang-orang pun diam seakan-akan ada
burung di atas kepala mereka.” ( HR. Al-Bukhori )
Imam Sufyan Ats-Tsauri rohimahullohberkata : “Bila kamu melihat ada anak muda
yang bercakap-cakap padahal sang guru sedang menyampaikan ilmu, maka
berputus-asalah dari kebaikannya, karena dia sedikit rasa malunya.”( AR.
Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ilas-Sunan )
5.
Di antara akhlaq kepada guru adalah bertanya kepada
guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara baik. Alloh berfirman
:
Rasulullah saw
bersabda :
· أَلاَ
سَأَلُوْا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ
“Mengapa mereka tidak bertanya ketika
tidak tahu ? Bukankah obat dari ketidaktahuan adalah bertanya ?” ( HSR. Abu
Dawud )
Dan menghindari pertanyaan-pertanyaan
yang tidak ada faedahnya, sekedar mengolok-olok atau yang dilatarbelakangi oleh
niat yang buruk, oleh karena itu Alloh berfirman :
· يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَسْأَلُوْا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ
تَسُؤْكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kalian menanyakan sesuatu yang bila dijawab niscaya akan menyusahkan
kalian.” ( Qs. Al-Maidah : 101 )
6.
Di antara akhlaq kepada guru adalah menegur guru bila
melakukan kesalahan dengan cara yang penuh hormat, sebagaimana sabda
B.
Akhlak Kepada Guru Menurut Etika
Murid adalah orang yang sedang belajar
dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi untuk keberkahan dan kemudahan
dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang telah diperoleh dari
seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar
terhadap gurunya.
Beberapa contoh etika murid terhadap guru
(Mu’allim), diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti
pendapat dan petunjuknya.
2.
Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu
kepada guru apabila menghadap atau berjumpa dengan beliau.
3.
Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan
keagungan dan meyakini bahwa gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab
hal itu lebih memudahkan untuk mengambil manfaat dari beliau.
4.
Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami
hak-hak yang harus diberikan gurunya dan tidak melupakan jasanya.
5.
Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi
seorang guru yang memiliki perangai kasar dan keras.
6.
Seorang murid hendaklah duduk dengan sopan di hadapan
gurunya, tenang, merendahkan diri, hormat sambil mendengarkan, memperhatikan,
dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya.Jangan duduk sambil menengok
kanan kiri kecuali untuk suatu kepentingan.
7.
Seorang murid hendaklah ketika mengadap gurunya dalam
keadaan sempurna dengan badan dan pakaian yang bersih.
8.
Seorang murid hendaklah jangan banyak bicara di depan
guru ataupun membicarakan hal-hal yang tidak berguna.
9.
Seorang murid hendaklah jangan bertanya dengan tujuan
untuk mengujinya dan menampakkan kepandaian kepada guru.
10.
Seorang murid hendaklah jangan bersenda gurau di
hadapan guru
11.
Seorang murid hendaklah jangan menanyakan masalah
kepada orang lain ditengah majlis guru.
12.
Seorang murid hendaknya tidak banyak bertanya,
apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna
13.
Jika guru berdiri, Seorang murid hendaklah ikut
berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.
14.
Seorang murid hendaklah tidak bertanya suatu
persoalan kepada guru ketika sedang di tengah jalan.
15.
Seorang murid hendaklah tidak menghentikan langkah
guru di tengah jalan untuk hal-hal yang tidak berguna.
16.
Seorang
murid hendaklah tidak berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru
( guru lebih mengetahui tentang apa yang dikerjakannya).
17.
Seorang murid hendaklah tidak mendahului
jalannya ketika sedang berjalan bersama.
18.
Ketika guru sedang memberi penjelasan/ berbicara
hendaklah murid tidak memotong pembicaraannya. Kalaupun ingin menyanggah
pendapat beliau maka sebaiknya menunggu hingga beliau selesai berbicara dan
hendaknya setiap memberikan sanggahan atau tanggapan disampaikan dengan sopan
dan dalam bahasa yang baik.
19.
Apabila ingin menghadap atau bertemu untuk sesuatu
hal maka sebaiknya murid memberi konfirmasi terlebih dahulu kepada guru dengan
menelphon atau mengirim pesan, untuk memastikan kesanggupannya dan agar guru
tidak merasa terganggu.
20.
Murid haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan
suatu hal kepadanya.
21.
Seorang murid hendaklah menyempatkan diri untuk
bersilaturahim ke rumah guru di waktu-waktu tertentu, sebagai bentuk rasa
saying kita terhadap beliau.
22.
Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh beliau (
karena sudah lulus) murid hendaklah tetap selalu mengingat jasanya dan tetap
terus mendoakan kebaikan –kebaikan atas mereka.
Bagaimanapun juga guru merupakan orang
tua kedua kita setelah orang tua kita yang di rumah. Mereka adalah orang tua
kita saat kita berada di luar rumah. Jadi sebagaiman kita menghormati orang tua
kandung kita, maka kitapun juga harus menghormati guru kita.Sebagaimana
disyiratkan dalam sabda Rasulullah SAW :
“Tidak termasuk umatku orang yang tidak
menghormati orang yang lebih tua dari kami, tidak mengasihi orang yang lebih
kecil dari kami dan tidak mengetahui hak orang alim dari kami.” (HR.Ahmad,
Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit Ra.)
“Pelajarilah oleh kalian ilmu,
pelajarilah oleh kalian ilmu(yang dapat menumbuhkan) ketenangan, kehormatan,
dan rendahkanlah dirimu terhadap orang yang kalian menuntut ilmu darinya.” (HR.
Thabrani dari Abu Hurairah. Ra)
C. Kedudukan Guru
Bapak Guru lebih mulia dari bapak kandung. Sebab, Ibu Bapak itu mendewasakan dari segi jasmani
yang bersifat material, sedangkan Bapak/Ibu Guru mendewasakan dari segi rohani
yang bersifat spiritual dan universal.Para Guru, Ustadz, Ustadzah, atau
Mua’lim, Mursyid, selain mengantarkan kita menjadi orang yang beramal sholih,
mereka termasuk pewaris Nabi-Nabi, justru merekalah penyalur pusaka dalam
menjalankansyari’at, akhlak, aqidah, dan mereka pula contoh yang terdekat
dengan kita. Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi bersabda :Ulama adalah
penerima pusaka Nabi-Nabi. (HR. al-Tirmizi dan Abu Daud).Sehubungan dengan
hadist tersebut, maka kita diperintahkan untuk menghormati para Ulama, meski
bukan Guru kita. Begitupula dengan para Da’I dan Muballigh selaku penyalur
risalah kenabian, yang kini disebut Da’wah atau Kulyah Agama. Adapun Ulama yang
sebenarnya adalah yang berilmu, dan beramal dengan ilmunya itu, serta ilmudan
amalanya tersebut sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar