Senin, 08 November 2021

11 IPA 2

 

BAHAN AJAR

Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru

 

Sekolah                          : SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG.

Mata Pelajaran              : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas/Semester             : XI / Ganjil

Materi Pokok                : Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru

Alokasi Waktu              : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit

 

A.    Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

1.6    Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban agama

·      Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban agama

2.6    Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait

·      Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait

3.6    Menganalisis perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru

·      Menjelaskan isi Q.S. al Isrā’ /17: 23-24.

·      Menjelaskan isi hadis-hadis yang terkait dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

·      Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

·      Menampilkan perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari

·      Menyimpulkan hikmah dan manfaat hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.

4.6    Menyajikan kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sesuai dengan Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait

·      Menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan contoh hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.

·      Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.

                 

B.    Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

·       Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban agama

·       Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait

·       Menjelaskan isi Q.S. al Isrā’ /17: 23-24.

·       Menjelaskan isi hadis-hadis yang terkait dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

·       Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

·       Menampilkan perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari

·       Menyimpulkan hikmah dan manfaat hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.

·       Menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan contoh hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.

·       Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.


 

PERTEMUAN KE-2

Pentingnya Hormat Dan Patuh Kepada Guru

 

A.    Akhlak Kepada Guru

 

Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.

Di antara akhlaq kepada guru adalah

1.     Memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru, sebagaimana sabda Rosululloh saw : Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )

2.     Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosululloh saw :

·       مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

3.     Di antara akhlaq kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi, sebagaimana sabda Rosululloh saw :

·       إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ

“Sesungguhnya Alloh itu indah dan suka kepada keindahan.”( HR. Ahmad, Muslim dan Al-Hakim )

4.     Di antara akhlaq kepada guru yaitu diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan, sebagaimana hadits Abu Sa’id Al-Khudri ra :

·       وَ سَكَتَ النَّاسُ كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِهِمْ الطَّيْرَ

“Orang-orang pun diam seakan-akan ada burung di atas kepala mereka.” ( HR. Al-Bukhori )

Imam Sufyan Ats-Tsauri rohimahullohberkata : “Bila kamu melihat ada anak muda yang bercakap-cakap padahal sang guru sedang menyampaikan ilmu, maka berputus-asalah dari kebaikannya, karena dia sedikit rasa malunya.”( AR. Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ilas-Sunan )

5.     Di antara akhlaq kepada guru adalah bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara baik. Alloh berfirman :

Rasulullah saw bersabda :

·       أَلاَ سَأَلُوْا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ

“Mengapa mereka tidak bertanya ketika tidak tahu ? Bukankah obat dari ketidaktahuan adalah bertanya ?” ( HSR. Abu Dawud )

Dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada faedahnya, sekedar mengolok-olok atau yang dilatarbelakangi oleh niat yang buruk, oleh karena itu Alloh berfirman :

·       يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَسْأَلُوْا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan sesuatu yang bila dijawab niscaya akan menyusahkan kalian.” ( Qs. Al-Maidah : 101 )

6.     Di antara akhlaq kepada guru adalah menegur guru bila melakukan kesalahan dengan cara yang penuh hormat, sebagaimana sabda

 

B.    Akhlak Kepada Guru Menurut Etika

Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar terhadap gurunya.

 

Beberapa contoh etika murid terhadap guru (Mu’allim), diantaranya adalah sebagai berikut :

1.     Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.

2.     Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau berjumpa dengan beliau.

3.     Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk mengambil manfaat dari beliau.

4.     Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya dan tidak melupakan jasanya.

5.     Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai kasar dan keras.

6.     Seorang murid hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri, hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya.Jangan duduk sambil menengok kanan kiri kecuali untuk suatu kepentingan.

7.     Seorang murid hendaklah ketika mengadap gurunya dalam keadaan sempurna dengan badan dan pakaian yang bersih.

8.     Seorang murid hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal yang tidak berguna.

9.     Seorang murid hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan kepandaian kepada guru.

10.  Seorang murid hendaklah jangan bersenda gurau di hadapan guru

11.  Seorang murid hendaklah jangan menanyakan masalah kepada orang lain ditengah majlis guru.

12.  Seorang murid hendaknya tidak banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna

13.  Jika guru berdiri, Seorang murid hendaklah ikut berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.

14.  Seorang murid hendaklah tidak bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah jalan.

15.  Seorang murid hendaklah tidak menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang tidak berguna.

16.  Seorang murid hendaklah tidak berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru  ( guru lebih mengetahui tentang apa yang dikerjakannya).

17.  Seorang murid hendaklah tidak  mendahului jalannya ketika sedang berjalan bersama.

18.  Ketika guru sedang memberi penjelasan/ berbicara hendaklah murid tidak memotong pembicaraannya. Kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka sebaiknya menunggu hingga beliau selesai berbicara dan hendaknya setiap memberikan sanggahan atau tanggapan disampaikan dengan sopan dan dalam bahasa yang baik.

19.  Apabila ingin menghadap atau bertemu untuk sesuatu hal maka sebaiknya murid memberi konfirmasi terlebih dahulu kepada guru dengan menelphon atau mengirim pesan, untuk memastikan kesanggupannya dan agar guru tidak merasa terganggu.

20.  Murid haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.

21.  Seorang murid hendaklah menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke rumah guru di waktu-waktu tertentu, sebagai bentuk rasa saying kita terhadap beliau.

22.  Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh beliau ( karena sudah lulus) murid hendaklah tetap selalu mengingat jasanya dan tetap terus mendoakan kebaikan –kebaikan atas mereka.

 

Bagaimanapun juga guru merupakan orang tua kedua kita setelah orang tua kita yang di rumah. Mereka adalah orang tua kita saat kita berada di luar rumah. Jadi sebagaiman kita menghormati orang tua kandung kita, maka kitapun juga harus menghormati guru kita.Sebagaimana disyiratkan dalam sabda Rasulullah SAW :

“Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari kami, tidak mengasihi orang yang lebih kecil dari kami dan tidak mengetahui hak orang alim dari kami.” (HR.Ahmad, Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit Ra.)

“Pelajarilah oleh kalian ilmu, pelajarilah oleh kalian ilmu(yang dapat menumbuhkan) ketenangan, kehormatan, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang yang kalian menuntut ilmu darinya.” (HR. Thabrani dari Abu Hurairah. Ra)

C. Kedudukan Guru

 Bapak Guru lebih mulia dari bapak kandung. Sebab, Ibu Bapak itu mendewasakan dari segi jasmani yang bersifat material, sedangkan Bapak/Ibu Guru mendewasakan dari segi rohani yang bersifat spiritual dan universal.Para Guru, Ustadz, Ustadzah, atau Mua’lim, Mursyid, selain mengantarkan kita menjadi orang yang beramal sholih, mereka termasuk pewaris Nabi-Nabi, justru merekalah penyalur pusaka dalam menjalankansyari’at, akhlak, aqidah, dan mereka pula contoh yang terdekat dengan kita. Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi bersabda :Ulama adalah penerima pusaka Nabi-Nabi. (HR. al-Tirmizi dan Abu Daud).Sehubungan dengan hadist tersebut, maka kita diperintahkan untuk menghormati para Ulama, meski bukan Guru kita. Begitupula dengan para Da’I dan Muballigh selaku penyalur risalah kenabian, yang kini disebut Da’wah atau Kulyah Agama. Adapun Ulama yang sebenarnya adalah yang berilmu, dan beramal dengan ilmunya itu, serta ilmudan amalanya tersebut sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar