PERTEMUAN KE 3
. Qada dan qadar mencakup yang baik
dan yang buruk
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
hadist di atas , salah satu rukun iman adalah beriman kepada qadar yang baik
dan yang buruk.Maksudnya,sesuatu yang di takdirkan oleh Allah ( al-maqdur) itu
ada yang baik dan ada yang buruk,ada keimanan dan kekufuran,serta ada
kemaksiatan dan ketakwaan .Wajib bagi umat islam untuk meyakini bahwa
seluruhnya terjadi dengan takdir Allah
ta’ala sementara qada Allah Ta’ala merupakan sifatnya sehingga seluruhnya
baik,tidak boleh dikatakan buruk.
Meskipun seorang mukmin wajib mengimani
adanya qada dan qadar ,baik berupa keburukan atau kebaiakan,bukan berarti kita
wajib rida pada kemaksiatan yang sudah di tentukan Allah Ta’ala.Kewajiban kita
adalah ridha terhadap qada Allah Ta’ala yang baik dan buruk sedangkan terhadap
al-maqdur yang berupa perbuatan
maksiat,wajib bagi kita untuk membencinya.Kebaikan dan keburukan sama sama terjadi dengan
ciptaan,qada,kehendak,dan Takdir Allah Ta’ala .Perbedaan antara keduanya adalah bahwa kebaikan
dincintai dan diperintahkan olkeh Allah Ta’ala sedangkan keburukan dibenci
dan tidak diperintahkan oleh Allah Ta’ala.
F. Bersikap optimis,ikhtiar,dan tawakal
Iman kepada qada
dan qadar maknanya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Ta’ala
telah menentukan segala sesuatu bagi makhluknya.Dalam hal ini Rasulullah
bersabda:
Sesungguhnya (fase) penciptaan kalian dikumpulkan
dalam perut ibunya selama 40 hari (dalam bentuk) nutfah (sperma), kemudian
selama itu (40 hari) menjadi segumpal darah kemudian selama itu (40 hari)
menjadi segumpal daging, kemudian diutuslah Malaikat, ditiupkan ruh dan dicatat
4 hal: rezekinya, ajalnya, amalannya, apakah ia beruntung atau celaka. Demi
Allah Yang Tidak Ada Sesembahan yang Haq Kecuali Dia, sungguh di antara kalian
ada yang beramal dengan amalan penduduk jannah (surga) hingga antara dia dengan
jannah sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (taqdir)
sehingga beramal dengan amalan penduduk anNaar (neraka), sehingga masuk ke
dalamnya (anNaar). Sesungguhnya ada di antara kalian yang beramal dengan amalan
penduduk anNaar, hingga antara dia dengan anNaar sejarak satu hasta kemudian ia
didahului dengan catatan (taqdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk
jannah sehingga masuk ke dalamnya (jannah) (H.R alBukhari dan Muslim).
Dari
hadist di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah di tentukan Allah
Ta’ala sejak sebelum di lahirkan.Walaupun setiap manusia telah ditentukan
nasibnya,bukan berarti manusia tinggal diammeneyerah pada takdir tanpa berusaha
atau berikhtiar Manusia tetap diperintahkan
untuk berusaha karena keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Ikhtiar disini maksudnya melakuakan perbuatan-perbuatan yang dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai sebab terjadinya sesuatu.Misalnya,meminum obat adalah sebab orang sembuh dari penyakitnya,bekerja adalah sebab seorang mendapat rezeki,belajar adalah sebab seseorang dapat mendapatkaan ilmu,dan seterusnya.
Ikhtiar disini maksudnya melakuakan perbuatan-perbuatan yang dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai sebab terjadinya sesuatu.Misalnya,meminum obat adalah sebab orang sembuh dari penyakitnya,bekerja adalah sebab seorang mendapat rezeki,belajar adalah sebab seseorang dapat mendapatkaan ilmu,dan seterusnya.
Janganlah sekali-kali menjadolan
takdir sebagai alasan untuk berbuat kejahatan dan malas berusaha.Pernah terjadi
pada zaman Khalifah Umar bin Khatab,seorang pencuri tertangkap dan dibawa
kehadapan khalifah umarnbin khattab.”Mengapa engkau mencuri” tanya
khalifah.Pencuri itu menjawab”Memang Allah sudah menakdirkan saya menjadi
pencuri”Mendengar jawaban demikian,Khalifah umar marah lalu berkata.”pukul saja
orang ini 30 kali dengan cemeti.Setelah itu,potonglah tangannya!” orang orang
yang ada disitu bertanya,”mengapa hukumannya diberatkan seperti itu.”.Khalifah
umar menjawab”ya, otulah yang setimpal.Ia wajib di potong sebab ia mencuri dan wajib dipukul karena
berdusta atas nama Allah.”.
Setelah
berikhtiar hendaknya kita tawakal. Dikisahkan bahwa nabi muhammad pernah
didatangi oleh seorang Arab Badui.Orang itu datang dengan menunggang kuda.
Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap Nabi tanpa
terlebih dahulu mengikat kudanya.Nabi
menegur orang itu,” kenapa kuda itu tidak diikat?” Orang Badui
menjawab,”Biaralah, saya bertawakal kepadal Allah.” Nabi pun bersabda.”Ikatlah
kudamu,setelah itu bertakwallah kepada Allah.”
Dari kisah
tersebut jelaslah bahwa Allah Ta’ala telah menentukan segala sesuatu namun
manusia tetap di perintahkan untuk berikhtiar.Setelah itu,bertawakallah kepada
Allah Ta’ala,menyerahkan apa yang telah Allah Ta’ala takdirkan kepada kita dan
wajib kita untuk menerima takdir tersebut.tawakal bukanlah berpangku tangan
dengan hanya berharap apa yang akan Allah Ta’ala tentukan kepada kita tetapi harus di sertai
dengan usaha.
Takdir
dirahasiakan oleh Allah Ta’ala.Tidak ada
seorang pun yang mengetahuinya.Oleh karena itu,kita harus berikhtiar dan
selalu optimis dan berharap kepada Allah Ta’ala agar kita mendapatkan yang
terbaik jika kita pandai,hendaklah belajar dengan tekun.jika ingin kaya,
bekerja lah dengan giat serta berdoa.Dengan berdoa,berarti menyerahkan segala
urusan kita kepada Allah Ta’ala.Dengan demikian,apapun yang terjadi kita dapat
menerima dengan hati rida.
Ketika
berbicara tentang takdir kita menyikapinya dengan tahapan berikut.
1.Selallu optimis,berharap,dan berbaik sangka kepada
Allah Ta’ala bahwa dibalik ketentuannya ada hikmah yang bisa kita ambil
pelajaran.
2.Tidak mudah putus asa dan selalu berikhtiar untuk
mendapatkanyang terbaik dalam kehidupan di dunia.
3.Menerima dengan lapang dada setiap hasil
usaha,apabila mendapatkan kenikmatan maka bersyukur,dan apabila mendapatkan
musibah maka ia bersabar
G.Perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada
Qada dan Qadar
Keimanan
seorang muslim kepada qada dan qadar alkan tercermin dalam perilaku
sehari-hari.Diantaranya sebagai berikut.
1.Selalu bersyukur dan bersabar
Orang
yang beriman kepada qada dan qadar,apabila mendapat keuntungan akan selalu
merupbersyukur karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang wajib di
syukuri.Sebaliknya,apabila terkena musibah ia akan bersabar karena hal
tersebut merupakan ujian baginya dan
sudah merupakan kehendak Allah Ta’ala.
2.Tidak sombong dan tidak mudah putus asa
Orang yang
tidak beriman kepada qada dan qadar,apabila memperoleh keberhasilan ,akan
menganggap keberhasilan itu semata-mata karena hasil usahanya sendiri.ia
merasa dirinya hebat.Apabila ia
mengalami kegagalan ,ia mudah berkeluh kesah dan putus asa karena ia tidak
menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya ketentuan Allah Ta’ala.Dalam surah
yusuf Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَيْأَسُوا
مِنْ رَوْحِ
اللَّهِ ۖ إِنَّهُ
لَا يَيْأَسُ
مِنْ رَوْحِ
اللَّهِ إِلَّا
الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Rasulullah Bersabda:
ن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلم: "لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذَرَّة من كِبْر. فقال رجل: إن الرجل يحب أن يكون ثوبه حسناً، ونعله حسناً؟ فقال: إن الله جميل يحب الجمال. الكبْر: بَطْر الحق، وغَمْط الناس" رواه مسلم
dari ibnu
mas’ud-semoga Allah meridhoinya- berkata : Rasulullah-shalawat dan salam
untuknya- bersabda : "Tidak
akan masuk kedalam surga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun seberat
biji sawi. Lalu ada yang bertanya : sesungguhnya seseorang itu sangat senang
kepada baju dan sandal yang bagus ? maka beliau berkata : sesungguhnya Allah
Maha Indah dan mencintai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan
meremehkan manusia". HR Muslim.
3.Selalu optimis dan giat
bekerja.
Allah Ta’ala merahasiakan takdirnya
sehingga manusia tidak mengetahui takdir apa yang akan terjadi pada
dirinya.Setiap orang harus melakukukan sebab-sebab yang dapat menjadikannya
memperoleh keberhasilan dan keberuntungan,seperti bekerja keras dan rajin
belajar.Oleh karna itu,orang yang beriman kepada qada dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk
meraih kebahagiaan dan
keberuntungan.Allah Ta’ala berfirman:
Artinya : “Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
4. Selalu kanaah dan tawakal
Orang yang
beriman kepada qada dan qadar senantiasa
mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya karena ia selalu merasa puas
dengan apa yang Allah Ta’ala tentukan
kepadanya.Ia menerima segala ketentuan Allah Ta’ala dengan lapang dada
dan berusaha menyerahkan segala urusannya kepada Allah Ta’ala.Allah Ta’ala
berfirman:
يَا
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً
مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30
“Hai jiwa yang tenang(27) .
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.(28)Maka
masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku(29), masuklah ke dalam syurga-Ku.(30)”
(QS. Al-Fajr: 27-30)
5.Berbaik sangka terhadap ketentuan Allah Ta’ala
Orang yang
beriman kepada qada dan qadar akan selalu berbaik sangka kepada segala
ketentuan Allah Ta’ala.Jika ia mendapatkan kebaikan,maka ia bersyukur sebaliknya jika ia mendapatkan musibah maka
ia bersabar karena ia yakin bahwa dibalik itu semua ada hikmah yang dapat diambil.
6.Selalu berusaha melakukan kebaikan.
Beriman kepada
qada dan qadar menjadikan seseorang termotivasi untuk melakukan kebaikan karena
ia yakin kebaikan tersebut ia akan mendapatkan balasan pahala.Setiap usaha yang
baik akan dibalas dengan pahala sebaliknya setiap usaha yang buruk akan dibalas
dengan dosa.sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an berikut.
لَهَا مَا
كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
Artinya : “Ia mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.”(Q.S.al-Baqarah/2:286)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar