Rabu, 02 Oktober 2019

12 IPA 6-12 IPA 2

PERTEMUAN KE 3

. Qada dan qadar mencakup yang baik dan yang buruk

        Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist di atas , salah satu rukun iman adalah beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk.Maksudnya,sesuatu yang di takdirkan oleh Allah ( al-maqdur) itu ada yang baik dan ada yang buruk,ada keimanan dan kekufuran,serta ada kemaksiatan dan ketakwaan .Wajib bagi umat islam untuk meyakini bahwa seluruhnya terjadi dengan  takdir Allah ta’ala sementara qada Allah Ta’ala merupakan sifatnya sehingga seluruhnya baik,tidak boleh dikatakan buruk.
      Meskipun seorang mukmin wajib mengimani adanya qada dan qadar ,baik berupa keburukan atau kebaiakan,bukan berarti kita wajib rida pada kemaksiatan yang sudah di tentukan Allah Ta’ala.Kewajiban kita adalah ridha terhadap qada Allah Ta’ala yang baik dan buruk sedangkan terhadap al-maqdur  yang berupa perbuatan maksiat,wajib bagi kita untuk membencinya.Kebaikan dan keburukan  sama sama terjadi dengan ciptaan,qada,kehendak,dan Takdir Allah Ta’ala .Perbedaan  antara keduanya adalah bahwa kebaikan dincintai dan diperintahkan olkeh Allah Ta’ala sedangkan keburukan  dibenci  dan tidak diperintahkan oleh Allah Ta’ala.

F. Bersikap optimis,ikhtiar,dan tawakal
      Iman kepada qada dan qadar maknanya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Ta’ala telah menentukan segala sesuatu bagi makhluknya.Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya (fase) penciptaan kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama 40 hari (dalam bentuk) nutfah (sperma), kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal darah kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal daging, kemudian diutuslah Malaikat, ditiupkan ruh dan dicatat 4 hal: rezekinya, ajalnya, amalannya, apakah ia beruntung atau celaka. Demi Allah Yang Tidak Ada Sesembahan yang Haq Kecuali Dia, sungguh di antara kalian ada yang beramal dengan amalan penduduk jannah (surga) hingga antara dia dengan jannah sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (taqdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk anNaar (neraka), sehingga masuk ke dalamnya (anNaar). Sesungguhnya ada di antara kalian yang beramal dengan amalan penduduk anNaar, hingga antara dia dengan anNaar sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (taqdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk jannah sehingga masuk ke dalamnya (jannah) (H.R alBukhari dan Muslim).

        Dari hadist di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah di tentukan Allah Ta’ala sejak sebelum di lahirkan.Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya,bukan berarti manusia tinggal diammeneyerah pada takdir tanpa berusaha atau berikhtiar Manusia tetap diperintahkan  untuk berusaha karena keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
        Ikhtiar disini maksudnya melakuakan perbuatan-perbuatan yang dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai sebab terjadinya sesuatu.Misalnya,meminum obat adalah sebab orang sembuh dari penyakitnya,bekerja adalah sebab seorang mendapat rezeki,belajar adalah sebab seseorang dapat mendapatkaan ilmu,dan seterusnya.
      
   Janganlah  sekali-kali menjadolan takdir sebagai alasan untuk berbuat kejahatan dan malas berusaha.Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khatab,seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan khalifah umarnbin khattab.”Mengapa engkau mencuri” tanya khalifah.Pencuri itu menjawab”Memang Allah sudah menakdirkan saya menjadi pencuri”Mendengar jawaban demikian,Khalifah umar marah lalu berkata.”pukul saja orang ini 30 kali dengan cemeti.Setelah itu,potonglah tangannya!” orang orang yang ada disitu bertanya,”mengapa hukumannya diberatkan seperti itu.”.Khalifah umar menjawab”ya, otulah yang setimpal.Ia wajib di potong  sebab ia mencuri dan wajib dipukul karena berdusta  atas nama Allah.”.
   Setelah berikhtiar hendaknya kita tawakal. Dikisahkan bahwa nabi muhammad pernah didatangi oleh seorang Arab Badui.Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap Nabi tanpa terlebih dahulu  mengikat kudanya.Nabi menegur orang itu,” kenapa kuda itu tidak diikat?” Orang Badui menjawab,”Biaralah, saya bertawakal kepadal Allah.” Nabi pun bersabda.”Ikatlah kudamu,setelah itu bertakwallah kepada Allah.”
     Dari kisah tersebut jelaslah bahwa Allah Ta’ala telah menentukan segala sesuatu namun manusia tetap di perintahkan untuk berikhtiar.Setelah itu,bertawakallah kepada Allah Ta’ala,menyerahkan apa yang telah Allah Ta’ala takdirkan kepada kita dan wajib kita untuk menerima takdir tersebut.tawakal bukanlah berpangku tangan dengan hanya berharap apa yang akan Allah Ta’ala  tentukan kepada kita tetapi harus di sertai dengan usaha.
      Takdir dirahasiakan oleh Allah Ta’ala.Tidak ada  seorang pun yang mengetahuinya.Oleh karena itu,kita harus berikhtiar dan selalu optimis dan berharap kepada Allah Ta’ala agar kita mendapatkan yang terbaik jika kita pandai,hendaklah belajar dengan tekun.jika ingin kaya, bekerja lah dengan giat serta berdoa.Dengan berdoa,berarti menyerahkan segala urusan kita kepada Allah Ta’ala.Dengan demikian,apapun yang terjadi kita dapat menerima dengan hati rida.

       Ketika berbicara tentang takdir kita menyikapinya dengan  tahapan berikut.

1.Selallu optimis,berharap,dan berbaik sangka kepada Allah Ta’ala bahwa dibalik ketentuannya ada hikmah yang bisa kita ambil pelajaran.
2.Tidak mudah putus asa dan selalu berikhtiar untuk mendapatkanyang terbaik dalam kehidupan di dunia.
3.Menerima dengan lapang dada setiap hasil usaha,apabila mendapatkan kenikmatan maka bersyukur,dan apabila mendapatkan musibah maka ia bersabar





G.Perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qada dan Qadar

       Keimanan seorang muslim kepada qada dan qadar alkan tercermin dalam perilaku sehari-hari.Diantaranya sebagai berikut.

1.Selalu bersyukur dan bersabar
    
       Orang yang beriman kepada qada dan qadar,apabila mendapat keuntungan akan selalu merupbersyukur karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang wajib di syukuri.Sebaliknya,apabila terkena musibah ia akan bersabar karena hal tersebut  merupakan ujian baginya dan sudah merupakan kehendak Allah Ta’ala.

2.Tidak sombong dan tidak mudah putus asa

      Orang yang tidak beriman kepada qada dan qadar,apabila memperoleh keberhasilan ,akan menganggap keberhasilan itu semata-mata karena hasil usahanya sendiri.ia merasa  dirinya hebat.Apabila ia mengalami kegagalan ,ia mudah berkeluh kesah dan putus asa karena ia tidak menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya ketentuan Allah Ta’ala.Dalam surah yusuf Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
 
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,  melainkan kaum yang kafir".
 
Rasulullah Bersabda:


ن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قالقال رسول الله صلّى الله عليه وسلم: "لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذَرَّة من كِبْرفقال رجلإن الرجل يحب أن يكون ثوبه حسناً، ونعله حسناً؟ فقالإن الله جميل يحب الجمالالكبْربَطْر الحق، وغَمْط الناسرواه مسلم

dari ibnu mas’ud-semoga Allah meridhoinya- berkata : Rasulullah-shalawat dan salam untuknya- bersabda : "Tidak akan masuk kedalam surga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun seberat biji sawi. Lalu ada yang bertanya : sesungguhnya seseorang itu sangat senang kepada baju dan sandal yang bagus ? maka beliau berkata : sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". HR Muslim.


3.Selalu optimis dan giat bekerja.
hvdhagvdjhadgasju.png      Allah Ta’ala merahasiakan takdirnya sehingga manusia tidak mengetahui takdir apa yang akan terjadi pada dirinya.Setiap orang harus melakukukan sebab-sebab yang dapat menjadikannya memperoleh keberhasilan dan keberuntungan,seperti bekerja keras dan rajin belajar.Oleh karna itu,orang yang beriman kepada qada dan qadar  senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih  kebahagiaan dan keberuntungan.Allah Ta’ala berfirman:





Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
4. Selalu kanaah dan tawakal
      Orang yang beriman kepada  qada dan qadar senantiasa mengalami  ketenangan jiwa  dalam hidupnya karena ia selalu merasa puas dengan apa yang Allah Ta’ala tentukan  kepadanya.Ia menerima segala ketentuan Allah Ta’ala dengan lapang dada dan berusaha menyerahkan segala urusannya kepada Allah Ta’ala.Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30
Hai jiwa yang tenang(27) . Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.(28)Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku(29), masuklah ke dalam syurga-Ku.(30)” (QS. Al-Fajr: 27-30)

5.Berbaik sangka terhadap ketentuan Allah Ta’ala
     Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan selalu berbaik sangka kepada segala ketentuan Allah Ta’ala.Jika ia mendapatkan kebaikan,maka ia bersyukur  sebaliknya jika ia mendapatkan musibah maka ia bersabar karena ia yakin bahwa dibalik itu semua ada hikmah yang dapat  diambil.
6.Selalu berusaha melakukan kebaikan.
     Beriman kepada qada dan qadar menjadikan seseorang termotivasi untuk melakukan kebaikan karena ia yakin kebaikan tersebut ia akan mendapatkan balasan pahala.Setiap usaha yang baik akan dibalas dengan pahala sebaliknya setiap usaha yang buruk akan dibalas dengan dosa.sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an berikut.
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
Artinya : “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”(Q.S.al-Baqarah/2:286)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar